Inilah Kisah Nabi Musa AS Melawan Tukang Sihir Fir’aun


Fir’aun memang mempunyai wewenang dan kekuasaan besar pada zaman Nabi Musa AS. Tetapi kekuasaannya itu bukan membuatnya bersyukur dan taat kepada Allah SWT, tetapi membuat kedurhakaannya semakin besar. Dia menentang Nabi Musa AS, menolak ajarannya, bahkan ingin membunuhnya. Fir’aun memiliki bala tentara dan tukang sihir yang banyak dan begitu taat kepadanya. Mungkin di antara kita baru sedikit yang mengetahui bagaimana kisah ketika Nabi Musa ‘AS melawan tukang sihir Fir’aun.

Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Firaun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya, maka ia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran). Berkata Firaun: "Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu, maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya)". Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik". (Q.S. Thaahaa : 57-59)

Ayat di atas berbicara tentang perjanjian antara Nabi Musa AS dan Fir’aun untuk membuktikan siapa yang lebih hebat, kekuasaan Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Musa AS melalui tokatnya ataukah sihir dari tukang sihir Fir’aun. Lalu setelah perjanjian telah ditetapkan,

Maka Firaun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka, dan mereka merahasiakan percakapan (mereka). Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama. Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris, dan sesungguhnya beruntunglah orang yang menang pada hari ini. (Q.S. Thaahaa : 60-64)

Maka setelah mereka berdebat maka dimulailah pertarungan antara Nabi Musa antara tukang sihir Fir’aun

(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?" Berkata Musa: "Silakan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. (Q.S. Thaahaa : 65-66)

Setelah itupun Nabi Musa mulai merasa takut di dalam hatinya, tetapi Allah SWT meyakinkannya bahwa dialah yang akan menang.

Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: "Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang".  (Q.S. Thaahaa : 67-69)

Lalu setelah itu, sungguh di luar dugaan dari semua orang saat itu. Ternyata tukang sihir Fir’aun tiba-tiba bersujud tersungkur mengakui kebenaran dari Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS serta ajaran yang dibawa mereka.

Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa". (Q.S. Thaahaa : 70)

Lalu Fir’aun yang tidak menyangka hal itu terjadi pun langsung mengancam tukang sihirnya itu agar disiksa.

Berkata Firaun: "Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya". (Q.S. Thaahaa : 71)

Tetapi, keimanan dan keteguhan hati mereka tidak membuat mereka gentar dan takut kepada ancaman Fir’aun

Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)" (Q.S. Thaahaa : 72-73)

Itulah kisah bagaimana Nabi Musa AS melawan tukang sihir dari Fir’aun, dan akhirnya tukang sihir Fir’aun beriman kepada Allah SWT dan ajaran yang dibawa Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Maka sudah jelaslah bahwasannya yang benar itu pasti menang, dan yang salah akan lenyap alias kalah.

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Q.S. Al-Israa’ : 81)


Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar