Tampilkan postingan dengan label Al-Quran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al-Quran. Tampilkan semua postingan

Jenis-Jenis Burung Yang Disebutkan Al-Quran

Di dalam Al-Quran kita dapati ada beberapa jenis burung yang disebutkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang mana burung-burung ini tidak sembarang burung. Jadi burung-burung di bawah ini memiliki keistimewaan dan keutamaan.

1. Burung Hud-Hud

Hud-Hud



Burung pertama yang akan kita bahas adalah burung Hud-Hud, yaitu sejenis burung pelatuk. Dikisahkan bahwa ketika Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam sedang memeriksa burung-burung, si Hud-Hud tidak hadir dan Baginda Sulaiman ‘Alaihissalam mencari-carinya.

Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. (Q.S. An-Naml : 20)
Ketika itu Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam begitu marah dan emosi, bahkan dia ingin menyembelih si Hud-Hud

Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang." (Q.S. An-Naml : 21)
Dan akhirnya Hud-Hud datang dengan suatu berita.

Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba’ suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arsy yang besar." (Q.S. An-Naml : 22-26)
Selanjutnya dapat kita lihat kisahnya di ayat selanjutnya. Jadi burung Hud-Hud ini juga patuh kepada Allah dan menyembah-Nya. Masya Allah.

2. Burung Gagak

Gagak
 Di dalam Al-Quran, burung gagak ini berperan sebagai contoh bagi Qabil yang membunuh saudaranya yaitu Habil karena dendam dan marahnya. Burung gagak ini diperintahkan Allah mengajari bagaimana cara menguburkan seorang yang telah meninggal dengan menggali tanah di bumi.

Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. (Q.S. Al-Maa’idah : 31)
Dan pada akhirnya Qabil pun mengubur saudaranya dengan perasaan menyesal yang sangat.

3. Burung Salwa

Salwa

Burung salwa ini disebut 4 kali di Al-Quran diiringi dengan “manna”. Manna adalah makanan manis sebagai madu, sedangkan Salwa adalah burung sebangsa puyuh. Keduanya ini merupakan salah satu nikmat yang diberikan kepada Bani Israil umat Nabi Musa ‘Alaihissalam.

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Q.S. Al-Baqarah : 57)

4. Burung Ababil



Di dalam Al-Quran, burung Ababil hanya sekali disebut Al-Quran yaitu pada Surah Al-Fiil. Jadi dikisahkan ketika Raja Abrahah (Gubernur Yaman ketika itu) bersama pasukannya ingin menghancurkan Ka’bah kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan burung Ababil yang membawa batu-batu dari tanah yang terbakar untuk dilemparkan kepada Abrahah dan pasukannya, sehingga dibuatlah Abrahah beserta pasukannya mati di tempat dan dijadikan seperti dedauan yang dimakan ulat

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?  dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (Q.S. Al-Fiil : 1-5)
Semoga bermanfaat.

Kisah Qarun Yang Mati Ditelan Bumi Bersama Kesombongan dan Hartanya


Qarun adalah seseorang yang hidup pada zaman Nabi Musa ‘Alaihissalam, bahkan termasuk kerabat beliau karena Qarun adalah seorang anak dari Paman Nabi Musa ‘Alaihissalam. Sebagian di antara kita mungkin pernah mendengar ceritanya bahkan hafal riwayat kehidupan dari Qarun ini. Qarun pada mulanya adalah seorang yang sangat sholeh, taat kepada Taurat, senantiasa mengamalkan Taurat dan mengikuti ajaran yang dibawa Nabi Musa ‘Alaihissalam, dan lain-lain. Tetapi ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikannya harta yang begitu banyak dan melimpah ruah, dia pun 180 derajat berubah dari sebelumnya. Dia berubah menjadi sosok yang sombong dan melupakan banyak ajaran Taurat. Orang-orang di sekitarnya pun menasehatinya agar jangan menjadi orang yang sombong, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (Q.S. Al-Qashash : 76)


Tetapi ketika dinasehati oleh orang-orang apa katanya? Dia menjawab dengan begitu angkuh dan sombongnya

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (Q.S. Al-Qashash : 78)

Qarun berkata bahwasannya dia diberi harta itu karena ilmunya, karena pengetahuannya, dan dari dirinya sendiri. Tapi dia melupakan suatu hal, bahwasannya itu semua datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 132)

Lalu setelah itu Qarun keluar dari rumahnya menunjukkan kekayaan dan harta yang dimilikinya kepada orang-orang dengan kesombongannya

Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar." (Q.S. Al-Qashash : 79)

Orang-orang yang melihatnya bahkan berharap agar mereka juga memiliki kekayaan yang serupa, padahal ketahuilah itu hanyalah kesenangan dunia dan bersifat binasa, tidak akan kekal dan tidak akan dibawa mati.

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar." (Q.S. Al-Qashash : 80)
Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala melaknatnya, karena pahala dari Allah lebih baik daripada harta dan kesenangan dunia yang bersifat tidak kekal.

Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (Q.S. Al-Qashash : 81)

Maka Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa menghancurkan dan membenamkan Qarun bersama harta-hartanya ke dalam bumi, yang menunjukkan murka Allah kepada orang-orang yang sombong dan tidak menggunakan pemberian Allah dengan sebaik-baiknya.

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)." (Q.S. Al-Qashash : 82)

Ketika melihat adzab kepada Qarun, orang-orang yang dulunya menginginkan seperti Qarun segera bertaubat kepada Allah dan mengagungkan-Nya, bahwasannya jikalau mereka seperti Qarun maka mereka juga akan dibinasakan oleh Allah Ta’ala. Karena ketahuilah, orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah akan mendapatkan keberuntungan, malah akan mendapat adzab dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Maka dari itu saudara-saudaraku, ketika kita diberi nikmat oleh Allah Ta’ala hendaklah kita mensyukuri nikmat tersebut, dengan beribadah kepada-Nya, taat kepada-Nya dan menggunakan nikmat tersebut sebaik-baiknya. Jangan sampai kita terlena dengan nikmat itu, jangan kita sombong dan takabur. Ketahuilah, kehidupan dunia bersifat sementara dan akhirat itu kekal. Semoga kisah Qarun ini menggugah hati kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menjadikan pelajaran agar jangan seperti dirinya.

Semoga bermanfaat.

Gambaran Al-Quran Tentang Kenikmatan-Kenikmatan di Surga


Allah Ta’ala telah menyediakan bagi orang-orang yang bertakwa dan beriman surga, yang mana tidak sembarang orang dapat masuk ke dalam surga. Surga itu begitu indah, begitu menyenangkan, dan tempat kesudahan yang terbaik bagi orang-orang yang dikehendaki Allah untuk memasukinya. Siapa yang tidak mau masuk ke dalam surga? Semua orang di dunia ini ingin memasuki surga.

Allah Ta’ala memberikan kita gambaran kenikmatan berada surga di dalam Al-Quran.

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air; (Q.S. Ad-Dukhaan : 51-52)

Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (Q.S. At-Taubah : 72)

Yang pertama ialah surga itu memiliki taman-taman dan mata air mata air yang begitu indah, mengalahkan keindahan taman dan tempat apa saja di muka bumi ini. Di surga juga ada sungai-sungai yang luar biasa indah dan nikmatnya.

Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; (Q.S. Al-Kahfi : 31)

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. (Q.S. Al-Hajj : 23)

Selanjutnya di surga itu orang-orang yang berada di dalamnya akan memakai sutera yang halus dan tebal dan duduk berhadap-hadapan. Perhiasannya dari emas dan mutiara. Masya Allah

demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (Q.S. Ad-Dukhaan : 54)

Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. (Q.S. Shaad : 52)

Allah juga memberikan kepada orang-orang yang berada di dalam surga bidadari-bidadari yang sungguh cantik dan menyejukkan mata, mereka bersenang-senang di dalamnya dan bebas melakukan apa saja bersama bidadari itu.

Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran) (Q.S. Ad-Dukhaan : 55)

Di dalam surga itu terdapat segala macam makanan dan buah-buahan. Apel ada, jeruk ada, anggur ada, dan semuanya itu aman dan tidak akan ada habisnya.

mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, (Q.S. Ad-Dukhaan : 56)

Jadi di dalam surga itu tidak akan ada lagi mati, mereka akan abadi di surga dan Allah akan memeliharanya dari azab neraka. Subhanallaah.

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya." (Q.S. Az-Zukhruf : 71)

Di surga ada piring-piring dari emas, piala-piala dan segala yang kita inginkan.

Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu." (Q.S. Faathir : 35)

Di dalam surga tidak ada namanya lelah dan tidak ada namanya lesu, tidak ada namanya sakit, tidak ada namanya flu dan lain sebagainya. Penghuninya tidak akan pernah mati dan akan abadi di surga

Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya). (Q.S. Al-Furqaan : 16)

Di dalam surga seseorang bebas menginginkan apa saja yang ia kehendaki, dia bisa meminta bidadari, makanan, istana, dan lain sebagainya.

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Yunus : 26)

Ini adalah kenikmatan yang melebihi nikmat berada di surga, yaitu melihat Dzat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan mata kepala kita sendiri. Allaahu Akbar.

Dari gambaran Al-Quran saja kita sepertinya sudah terbayang begitu indah dan nikmatnya berada di surga, apalagi jikalau nanti sudah berada di surga, Maasyaa Allaah. Dasih banyak lagi kenikmatan-kenikmatan berada di surga yang lainnya. Kita berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar kita, teman kita, keluarga kita, dan semua kerabat kita dimasukkan ke dalam surga. Aamiin Allaahuma Aamiin

Semoga bermanfaat.

Ini Dia Orang Yang Buta Pada Hari Kiamat

mata
Mata

Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Tuhan kita, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk selalu taat dan patuh kepada-Nya.

Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam. (Q.S. Al-Mu’min : 66)

Allah Ta’ala sudah memberikan kita banyak peringatan, perintah, larangan, dan banyak hal, tetapi banyak sekali di antara kita yang mengabaikan hal itu. Kita seakan tidak peduli dengan peringatan Allah lagi, kita merasa seakan hidup selamanya, kita merasa bahwa peringatan Allah itu tidak penting, dan masih banyak di antara kita yang lebih mengejar dunia daripada akhirat yang kekal. Ketahuilah saudara-saudaraku, orang-orang tersebut akan dibutakan oleh Allah pada hari Kiamat.

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (Q.S. Thaahaa : 124)

Lalu bagaimana keadaan manusia yang dibutakan ketika itu?

Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" (Q.S. Thaahaa : 125)

Lalu Allah ‘Azza Wa Jalla melanjutkan firman-Nya.

Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan." Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (Q.S. Thaahaa : 126-127)

Allah telah memberi kita anugerah terbesar di dunia ini yaitu beragama Islam, tetapi kenapa kita tidak mematuhi ayat-ayat-Nya? Kenapa kita tidak merenungi apa yang ada di dalam Al-Quranul Karim?

Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. (Q.S. Thaahaa : 2-4)

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (Q.S. Al-Israa’ : 9)

Maka dari itu wahai saudara-saudaraku, mari kita kembali ke jalan Allah, kita perbaiki diri kita, kita introspeksi diri kita, serta senantiasa patuh dan taat kepada-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr : 18)


Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi kita semua.

Al-Quran Adalah Karangan dan Karya Muhammad?

Al-Quran

Banyak orang-orang kafir terutama orang Kristen yang menyebut Al-Quran adalah karya dan karangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Jawaban kami :

Hal pertama yang ingin saya jelaskan bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk kebencian mereka terhadap Al-Quran ataupun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Selanjutnya kami ingin menjelaskan bahwasannya Al-Quran bukanlah karangan ataupun karya Muhammad melainkan wahyu dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (Q.S. Al-Baqarah : 23)

Allah Ta’ala menantang siapa saja yang menganggap bahwa Nabi Muhammad yang membuat-buat Al-Quran untuk membuat satu surat saja yang dapat menyamainya. Sampai sekarang belum ada satu orang pun yang dapat melakukan hal ini.

Kami juga ingin menjelaskan, apakah di abad ke 7 Masehi, di saat ilmu pengetahuan dan sains belum berkembang pesat, tetapi Al-Quran sudah menjelaskan tentang Teori Big Bang

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 21)

Apakah Muhammad yang notabennya adalah seorang ummi yang tidak bisa menulis dan membaca mengetahui proses penciptaan manusia dari awal sampai akhir.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Q.S. Al-Mu’minuun : 12-14)

Apakah Muhammad yang lahir di abad ke 6 Masehi di kota yang saat itu masih berupa gurun pasir yang luas dan belum ditemukannya teleskop dapat menjelaskan tentang peredaran benda-benda langit di tata surya.

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 33)

Apakah Muhammad yang saat itu belum ada kapal selam ataupun teknologi di dalam air dapat menjelaskan tentang batas pemisah antara air laut dan air sungai

Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (Q.S. Al-Furqaan : 53)

Maka dari itulah saudara-saudaraku, tidak mungkin dan sangat tidak mungkin Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah mengarang dan menciptakan Al-Quran. Akan tetapi Al-Quran itu adalah wahyu dari Allah Ta’ala yang tidak ada keraguan padanya.

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah : 2)


Semoga bermanfaat.

Al-Quran Mengajarkan Trinitas Melalui Bacaan Basmalah?

Trinitas

Seorang ulama dalam agama Kristen berinisial AS pernah mengatakan, “Al-Quran Mengajarkan Trinitas Lewat Bacaan Basmalah”

Jawaban kami :

Seperti yang kita ketahui, bahwasannya arti dari bacaan bismillahirrahmanirrahim adalah “Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. Ulama Kristen itu menjelaskan ayat itu dan mengatakan, “Ayat itu secara tidak langsung mengatakan, Dengan nama Allah (Bapa), Yang Maha Pemurah (Yesus) dan Maha Penyayang (Roh Kudus). Dan itu diulang 113 kali di Al-Quran. Ini membuktikan bahwasannya Al-Quran mengandung ajaran Trinitas.”

Pertama-tama yang ingin saya jelaskan adalah tidak ada seorang Arab Kristen pun yang mengatakan bahwa bacaan basmalah itu mengandung makna Trinitas sebagaimana yang beliau sampaikan. Makna dari bacaan basmalah adalah sifat dan nama lain dari Allah Ta’ala itu sendiri, jadi kalau kita uraikan lagi arti dari bismillahirrahmanirrahim adalah Dengan nama Allah, yaitu Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Karena dari literatur (susunan) bacaan Arabnya pun memiliki makna sebagai penjelasan sifat dan nama lain Allah. Dan di dalam Al-Quran dijelaskan bahwasannya Allah memiliki 99 nama Asmaul Husna dan Maha Pemurah dan Maha Penyayang termasuk di dalamnya. Jadi yang ingin kami jelaskan di sini adalah bahwa Al-Quran mengajarkan tentang ketauhidan, ke-esaan Allah secara murni, tidak ada Tuhan selain Dia, dan tidak ada tiga dalam satu ataupun satu dari yang tiga sebagaimana ajaran Trinitas yang menuhankan (Allah, Yesus dan Roh Kudus)

Allah Ta’ala berfirman :

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Baqarah : 163)

Bahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menentang ajaran Trinitas tersebut.

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (Q.S. An-Nisaa’ : 171)

Mari kita renungi ucapan Syeikh Ibnu Taimiyyah berikut ini

"Karenanya sekelompok kaum intelektual berkata : Umumnya aqidah-aqidah masyarakat bisa tergambarkan maksudnya kecuali aqidahnya kaum Nashoro. Hal ini disebabkan karena orang-orang yang membuat aqidah ini tidak paham apa yang mereka katakan, akan tetapi mereka berbicara tentang aqidah mereka di atas kebodohan. Mereka telah mengumpulkan dua hal yang kontradiksi dalam pernyataan aqidah mereka. Karenanya sebagian orang berkata : Jika ada 10 orang Nahsoro berkumpul (untuk menggambarkan hakekat aqidah mereka-pen) maka akan muncul 11 pendapat. Ada juga yang berkata : Kalau engkau bertanya kepada sebagian keluarga Nashoro, kau tanyakan kepada istri dan anaknya tentang hakekat tauhid mereka maka sang suami memiliki pendapat, sang istri punya pendapat lain, dan sang anak juga memiliki pendapat yang lain" (Al-Jawaab As-Shahih 2/155)

Jadi, pernyataan bahwasannya bacaan basmalah mengandung ajaran Trinitas adalah TIDAK BENAR sebagaimana yang telah kami jelaskan di atas.


Semoga bermanfaat.

Kenapa Allah Menciptakan Langit dan Bumi Dalam 6 Masa?


Ada yang bertanya kenapa Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, apakah itu bukti bahwa Allah tidak Maha Kuasa? Kenapa Allah tidak menciptakan langit dan bumi dalam waktu sebentar saja?

Jawaban kami :

Memang, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan langit dan bumi dalam enam masa sebagaimana firman-Nya di banyak tempat di Al-Quran.

Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Q.S. As-Sajdah : 4)

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (Q.S. Yunus : 3)

Lalu kenapa Allah menciptakannya dalam enam masa? Apakah itu Allah tidak Maha Kuasa?

Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Dia bisa menciptakan dan berkehendak terhadap sesuatu hanya dengan mengatakan “kun” yang berarti “Jadilah”

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia. (Q.S. Al-Mu’min : 68)

Lalu kenapa Allah Yang Maha Kuasa menciptakan langit dan bumi dalam enam masa? Karena Allah Ta’ala itu ingin menunjukkan kepada kita bahwa segala sesuatu pekerjaan itu memerlukan proses, tidak asal jadi, meskipun Allah mampu melakukannya. Dia ingin menunjukkan kepada kita bahwasannya tanpa proses tidak akan ada keadilan. Seperti proses penciptaan manusia di Al-Quran, bukankah Allah itu Maha Kuasa? Tetapi kenapa Allah melakukannya dengan beberapa tahapan? Itulah alasannya

Melalui proses itulah Dia ingin kita berusaha dan terus berfikir dengan logika kita, kalau kita berdiam diri maka tidak akan ada hasil, Dia meminta kita terus berusaha untuk mencapai hasil yang kita inginkan.

Jadi, Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 masa karena Allah ingin menunjukkan kepada kita bahwasannya segala sesuatu itu butuh proses, bukan karena Allah tidak Maha Kuasa.


Semoga bermanfaat.

Islam Menyembah Lebih Dari Satu Tuhan?

Agama Islam

Di antara orang kafir pernah menyatakan, “Al-Quran berkali-kali menyebut Tuhan dengan sebutan ‘Kami’ yang berarti jamak, sehingga dengan tidak lain Al-Quran menyuruh ataupun mengajarkan menyembah lebih dari satu tuhan.”

Jawaban kami :

Untuk jawaban itu sebenarnya sudah kami jelaskan di website ini, lebih jelasnya silahkan buka link di bawah ini

Di sini kami hanya akan menjelaskannya secara singkat bahwasannya bahasa negara-negara timur (seperti Arab, Ibrani, Urdu) mengandung 2 kalimat majemuk, yaitu kata majemuk untuk bilangan dan kata majemuk untuk penghormatan. Nah, pernyataan ‘Kami” untuk Tuhan di Al-Quran adalah kata majemuk untuk penghormatan, dan kalau tidak percaya bisa ditanyakan dengan orang-orang Arab Kristen dan ahli bahasa. Contohnya bisa kita ambil dari ayat Al-Quran.

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr : 9)

Jadi, kata “Kami” itu bermakna Allah itu sendiri, bukan Allah, Anak dan Roh Kudus sebagaimana akidah Trinitas. Karena Allah itu tunggal, Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Di sini kami ingin memberi tahu kepada segenap manusia di dunia ini bahwasannya tidak ada pernyataan dari Al-Quran yang mengajarkan untuk menyembah lebih dari satu tuhan. Karena apa? Karena ajaran dari agama Islam dan Al-Quran adalah tentang KEESAAN ALLAH yang murni, bukan seperti ajaran Trinitas yang menyembah 3 tuhan meskipun mereka tetap meyakini itu adalah esa.

Sebagai penutup mari kita renungkan ayat berikut.

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Q.S. Al-Maa’idah : 72)


Semoga bermanfaat.

Isi-Isi Kandungan dan Penjelasan Lengkap Kitab Taurat Nabi Musa AS


Taurat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Thora, adalah kitab suci yang diturunkan Allah Ta’ala kepada Nabi Musa ‘alahissalam untuk membimbing kaumnya yaitu Bani Israil. Hal itu disebutkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada ayat berikut.

Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku, (Q.S. Al-Israa’ : 2)

Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen, yaitu thora, nabiin, dan khetubiin. Tiga komponen itu terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia (Al-Kitab). Orang-orang Kristen menyebutnya Old Testament (Perjanjian Lama). Taurat yang terdapat dalam Perjanjian Lama ini terdiri dari lima kitab yang berasal dari Nabi Musa ‘alaihissalam.

Kitab-kitab itu adalah Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan, dan Kitab Ulangan.

a. Kitab Kejadian (Genesis)
Kitab ini berisi kisah kejadian alam semesta, penciptaan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa, turunnya Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa ke bumi, serta kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam.

b. Kitab Keluaran (Exodus)
Kitab ini berisi kisah keluarnya Bani Israil dari penindasan Fir’aun di Mesir di bawah pimpinan Nabi Musa ‘alaihissalam. Kitab ini juga menceritakan keberadaan Nabi Musa ‘alaihissalam di Padang Tiah (Semenanjung Sinai) selama 40 tahun untuk berdoa kepada Yahwe (Allah Yang Maha Esa). Dalam doa Nabi Musa ‘alaihissalam, Allah Ta’ala menurunkan Sepuluh Perintah (Ten Commandments).

Adapun isi Sepuluh Perintah (Ten Commandments) tersebut adalah :
1) Hormati dan cintai satu Allah;
2) Sebutlah nama Allah dengan hormat;
3) Kuduskanlah hari Tuhan (Hari Sabat, yaitu hari ke-7 setelah bekerja selama enam hari dalam seminggu);
4) Hormatilah ibu dan bapakmu;
5) Jangan membunuh;
6) Jangan bercabul;
7) Jangan mencuri;
8) Jangan berdusta;
9) Jangan ingin berbuat cabul;
10) Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

c. Kitab Imamat (Leviticus)
Kitab ini berisi himpunan syariat dalam agama Yahudi.

d. Kitab Bilangan (Numbers)
Kitab ini berisi cacah jiwa turunan dua belas suku bangsa Israil pada masa Nabi Musa ‘alaihissalam.

e. Kitab Ulangan (Deuteronomy)
Kitab ini berisi ulangan kisah dikeluarkannya Bani Israil dari tanah Mesir dan himpunan syariat.

Berikut ini beberapa contoh ajaran dan isi Taurat.

Hai anak Adam! Janganlah engkau takut kepada Sultan atau (penguasa) selama kekuasaan-Ku tetap ada dan memang kekuasaan-Ku itu kekal dan tidak akan ada habisnya.

Hai anak Adam! Aku menciptakan engkau, supaya engkau beribadah kepada-Ku, maka janganlah engkau main-main.

Hai anak Adam! Janganlah engkau takut tidak mendapat rezeki, selama simpanan-Ku masih penuh, dan memang simpanan-Ku itu tidak akan ada habisnya selama-lamanya.

Hai anak Adam! Kau harus melaksanakan kewajiban dan engkau Aku jamin rezekimu, maka jika engkau menyalahi kewajibanmu kepada-Ku, Aku tetap tidak akan menyalahimu dalam hal rezeki yang layak.

Hai anak Adam! Jika engkau rela dengan rezeki yang Aku berikan kepadamu, berarti engkau telah memberi ketenteraman kepada badan dan hatimu. Dan jika engkau tidak rela dengan pemberian reeki dari-Ku, maka dunia akan menguasai dan menunggangimu, seperti binatang buas di padang pasir. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku! Engkau tidak akan mendapat selain apa yang Aku berikan kepadamu, dan engkau sendiri tercela dalam pandangan-Ku.

Semoga bermanfaat.


Sumber  : Integrasi Budi Pekerti Dalam Pendidikan Agama Islam, Karya H. Khuslam Haludhi dan Abdurrohim Sa’id.

Dalil Al-Quran Tentang Keberadaan Malaikat


Kewajiban seorang muslim untuk beriman kepada malaikat didasari dari informasi yang terdapat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Dengan demikian, orang yang patuh dan tunduk pada apa yang terdapat dalam Al-Quran adalah tanda-tanda seorang beriman kepada malaikat.

Adapun informasi tentang malaikat adalah sebagai berikut.

1. Makhluk yang selalu mensucikan nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah). (Q.S. Ash-Shaaffaat : 163-166)

2. Makhluk yang patuh
Malaikat tidak pernah menentang apa yang diperintahkan oleh Allah. Mereka selalu taat dan tunduk.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (Q.S. An-Nahl : 50)

3. Meneguhkan hati orang-orang yang beriman

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti; maka itulah yang lehih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (pula); dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahayapun, biarpun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Anfaal : 19)

4. Memohon ampun bagi manusia

Allah Ta’ala berfirman :
Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang. (Q.S. Asy-Syuura : 5)

5. Menyampaikan wahyu kepada para nabi

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (Q.S. An-Nisaa’ : 163)

6. Membaca sholawat bagi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S. Al-Ahzaab : 56)

7. Memberi salam kepada penghuni surga

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (Q.S. Ar-Ra’d : 23-24)

8. Mencatat amal manusia

Allah Ta’ala berfirman :
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Infithaar : 10-12)

9. Menjaga dan membantu orang-orang yang beriman

Allah Ta’ala berfirman :
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (Q.S. Al-Anfaal : 9)

10. Mencabut nyawa
Salah satu tugas sebagian para malaikat adalah mencabut nyawa setiap makhluk Allah. Adapun malaikat yang bertugas untuk mencabut nyawa setiap makhluk Allah adalah Malaikat Maut dan kawan-kawannya.

Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman :
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan." (Q.S. As-Sajdah : 11)

11. Memikul ‘Arsy

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (Q.S. Az-Zumar : 75)

12. Melaksanakan hukuman Allah Ta’ala

Allah Ta’ala berfirman :
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri). (Q.S. Al-Anfaal : 50)

Semoga bermanfaat.

Sumber : Pendidikan Agama Islam, Karya : Muhammad Luthfi Ubaidillah dan Fathur Rozak


Pembahasan Lengkap Tentang "Al-Quran Untuk Dunia Modern"


Di zaman modern kita telah menjadi terbiasa hidup kita sendiri seolah-olah Allah tidak ada. Banyak orang merasa bahwa agama tidak lagi relevan, dan buku-buku kuno dari ajaran agama telah digantikan oleh buku modern ilmu pengetahuan dan pemikiran progresif. Bagaimana dengan Al-Quran?

Banyak daerah penyelidikan mengarah pada kesimpulan bahwa Al-Quran tetap relevan dengan manusia modern. Menggunakan alat pemikiran progresif kita dapat melihat bahwa Quran bukanlah produk dari manusia tetapi wahyu ilahi.

Keajaiban Ilmiah

Pertimbangkan misalnya fakta bahwa ilmu pengetahuan modern telah menyebabkan outdating beberapa kitab suci kuno. Mengapa ini tidak terjadi dalam kasus Quran? Jawabannya adalah bahwa Quran mengungkapkan ide-idenya dengan cara yang akan dipahami penonton pertama, tetapi juga masuk akal dalam usia ilmiah. Misalnya, Al-Qur'an di 51:47 mengatakan bahwa Allah menciptakan alam semesta dengan kekuatan dan bahwa ia mengembangkannya. Ide perluasan alam semesta tidak cukup dipahami pada saat ini diturunkan, dan orang-orang cenderung berpikir bahwa Allah adalah memperluas ketentuan di alam semesta. Selama abad terakhir, bagaimanapun, perluasan alam semesta telah terbukti. Edwin Hubble pertama kali melihat ini karena ia mengintip ke dalam teleskop besar di tahun 1929. Penzias dan Wilson memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1964 untuk penemuan mereka Cosmic Background Microwave Radiasi yang dipancarkan pada saat Big Bang ledakan ruang dan waktu dalam empat dimensi.

Demikian pula, Quran di 41:11 berbicara tentang waktu ketika alam semesta dukhan. Para pendengar pertama dari Quran akan mengerti kata ini dukhan berarti asap. Tapi pembaca saat ini dapat dengan mudah memahami kata untuk merujuk pada massa gas dari mana alam semesta muncul sebagai dijelaskan oleh Dr. Maurice Bucaille dalam bukunya The Bible, The Qur'an dan Sains. Selain itu, Al-Quran di 21:30 berbicara tentang langit dan bumi yang bergabung bersama-sama di hadapan Allah memisahkan mereka terbelah. Hari ini kita akan memahami ini sebagai referensi untuk akrab asal terpadu dan pemisahan akhirnya galaksi, dan, dalam galaksi kita, tata surya dengan planet-planet yang termasuk bumi.

Sama Ayat 21:30 mengatakan bahwa Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dari air. Di masa lalu orang tidak akan mampu sepenuhnya menghargai betapa benar pernyataan ini benar-benar. Tapi hari ini kita cukup menyadari asal-usul berair hidup. Oleh karena itu ayat Alquran tunggal berisi lebih dari satu pernyataan singkat tentang fenomena diamati dan pengetahuan yang paling canggih dari fenomena ini telah membantu kita untuk memahami dan percaya pada pernyataan Quran lebih dari sebelumnya.

Salah satu daerah yang paling menarik dari penemuan dalam hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan embrio manusia. Sebelum penemuan orang mikroskop hanya bisa berteori tentang tahap-tahap awal pertumbuhan, dan banyak dari teori mereka akan menggelikan jika disarankan hari ini. Mikroskop diciptakan milenium setelah Quran sudah membuat pernyataan yang akurat tentang tahap awal pertumbuhan. Kita harus, karena itu, bertanya bagaimana pengetahuan ini bisa telah tersedia pada saat komposisi Quran di 7 Century Saudi kecuali itu diberikan melalui wahyu ilahi. Beberapa ilmuwan di lapangan telah bersaksi untuk akurasi laporan Quran yang mereka temukan untuk menjadi jauh maju untuk saat mereka dibuat. Dr Keith Moore adalah penulis The Developing Human, sebuah buku yang diakui dalam bidang Embriologi. Dalam edisi ketiga, pada hal. 8, ia menyajikan laporan dari Al-Qur'an sebagai kemajuan ditandai atas pengetahuan ilmiah dari lapangan yang tersedia pada saat itu. Dalam sebuah makalah yang terpisah ia telah menjelaskan panjang lebar korelasi yang luar biasa ia menemukan antara pernyataan Quran dan data embriologi modern. Misalnya, Al-Quran menyebutkan dalam 23:14 bahwa Allah membuat kita seperti lintah pada satu tahap. Dr Moore menunjukkan bahwa penjelasan ini adalah akurat karena pada 24 hari embrio tidak menyerupai lintah. Selain itu, ia bertindak seperti lintah dalam bahwa ekstrak nutrisi dari darah ibu. Ayat yang sama terus mengatakan bahwa setelah bahwa Allah membuat kita menjadi benjolan dikunyah dalam tahap berikutnya. Dr Moore menunjukkan bahwa embrio pada 28 hari tua terlihat seperti benjolan dikunyah, sebagai somit baru berkembang muncul mirip dengan tanda gigi kita biasanya meninggalkan pada permen karet dikunyah. Pada usia 28 hari embrio tidak lebih besar dari sebutir beras. Ini tidak bisa dipelajari tanpa menggunakan mikroskop. Lalu bagaimana pengetahuan ini menjadi tersedia untuk menemukan jalan ke Quran jika tidak melalui wahyu ilahi?

Keajaiban numerik

Daerah lain yang menarik dari studi modern dari Quran adalah susunan kata-katanya, ayat, dan bab. Tentu, unsur-unsur seperti diatur sehingga untuk menyampaikan makna. Tapi satu tidak akan berharap bahwa pengaturan itu sendiri akan berarti. Misalnya, buku apapun dapat mengatakan bahwa ada 12 bulan atau 365 hari dalam setahun. Tapi misalkan kita mengambil sebuah buku, buku apa pun, dan demi rasa ingin tahu kita menghitung berapa kali menyebutkan kata-kata 'bulan' dan 'hari'. Bagaimana kemungkinan bahwa itu akan menyebutkan kata 'bulan' tepatnya 12 kali dan kata 'hari' tepatnya 365 kali? Untuk itu terjadi secara kebetulan begitu jauh bahwa kita dapat menduga bahwa penulis sengaja direncanakan untuk menggunakan kata itu berkali-kali. Hal ini terjadi bahwa kata 'bulan' (syahr dalam bahasa Arab) terjadi dalam Quran persis 12 kali dan kata 'hari' (yawm dalam bahasa Arab) terjadi dalam Quran persis 365 kali. Sejarah bagaimana Quran datang akan tersedia di dunia adalah cukup jelas bagi kita untuk menegaskan dengan keyakinan bahwa tidak ada penulis manusia direncanakan hasil ini. Alternatif kesimpulan adalah bahwa ini adalah pekerjaan Allah.

Satu mungkin bertanya apakah ini bukan secara kebetulan, meskipun salah satu yang sangat terpencil. Namun, ada begitu banyak contoh jumlah mengejutkan dari huruf, kata, ayat, dan bab dalam Quran bahwa akan cukup masuk akal untuk kredit semua ini untuk kesempatan. Misalnya, Al-Qur'an mengatakan dalam 3:59 bahwa Yesus adalah seperti Adam di hadapan Allah. Ini berarti bahwa sejauh Tuhan yang bersangkutan Yesus dan Adam keduanya ciptaan-Nya. Tapi ada cara lain di mana Yesus adalah seperti Adam. Nama Yesus terjadi dalam Quran 25 kali; nama Adam juga terjadi 25 kali. Dua nama yang tersebar di seluruh Quran. Jarang mereka terjadi dalam bab yang sama.

Untuk seorang penulis telah terus melacak berapa kali kata-kata ini disebutkan dalam buku tidak akan mudah. Quran tidak, seperti buku-buku lain, disusun oleh seseorang secara pribadi dan kemudian membuat publik hanya ketika akhir selesai dan copy direvisi siap untuk sirkulasi atau publikasi. Catatan paling awal dan hanya sekitar ketersediaan pertama Quran kepada dunia menunjukkan bahwa buku itu dibacakan oleh nabi Muhammad, pada siapa akan perdamaian, di segmen singkat selama 23 tahun. The resital pendek sering dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan kepadanya, kadang-kadang oleh para kritikus. Atau, potongan pendek mungkin telah menawarkan bimbingan pada yang baru terjadi peristiwa. Atau mereka mungkin bahkan diprediksi perkembangan masa depan. Oleh karena itu Nabi Muhammad hampir tidak bisa diharapkan sebagai manusia untuk mengingat berapa kali ia mengucapkan semua kata-kata ini. Juga tidak akan punya alasan untuk melakukan hal ini. Jika ia ingin meyakinkan semua orang bahwa itu adalah sebuah buku besar maka ia mungkin telah mengatakan kepada seseorang tentang cara yang luar biasa ini di mana buku ini dirancang. Tapi jumlah kata ini tidak diketahui siapa pun selama berabad-abad setelah kematian nabi. Pada tahun 1938, bagaimanapun, seorang sarjana Mesir Fuad Abdul Baqi disiapkan konkordansi daftar semua kata-kata dari Quran dan lokasi mereka. Sekarang kita bisa melihat sekilas bahwa nama Adam dan Yesus jarang terjadi di dekat satu sama lain; namun mereka terjadi 25 kali setiap.

Demikian pula kita dapat melihat bahwa kata-kata untuk pria dan wanita dalam bentuk tunggal terjadi 24 kali setiap. Demikian kata-kata untuk Setan dan Angel terjadi 68 kali setiap. Kata untuk kehidupan ini (dunya) dan kehidupan akhirat (akhirat) terjadi 115 kali setiap. Sulit untuk menghindari kesimpulan bahwa hasil ini direncanakan. Namun ini tidak pernah rencana setiap manusia. Oleh karena itu kami mencari di sini di rencana Allah. Untuk contoh terakhir, mempertimbangkan fakta bahwa kata-kata untuk lahan kering (barr, yabis) terjadi total 13 kali dalam Quran dan kata untuk laut (bahr) terjadi 32 kali. Ternyata 13:32 adalah rasio perkiraan tanah air di permukaan dunia kita karena ada sekitar 28% tanah dan 72% air.

Berdasarkan bukti yang disajikan di sini, kita dapat menyimpulkan bahwa Quran adalah keajaiban abadi. Ini bukan peninggalan dari masa lalu, tetapi panduan untuk masa depan. Sedangkan penemuan modern yang meragukan banyak kitab suci kuno lainnya, penemuan serupa menunjukkan bahwa beberapa pernyataan Quran mengandung pengetahuan yang harus datang dari Allah. Susunan numerik elemen Quran adalah unik untuk Quran. Banyak upaya telah dilakukan untuk membuktikan fenomena matematika yang sama dalam buku-buku lainnya. Tapi hanya dalam kasus Quran ini berhasil membuktikan.


Tapi Quran bukan tentang ilmu pengetahuan atau matematika. Pesannya adalah tentang Anda dan saya; tentang di mana kita datang dan ke mana kita menuju. Quran memberitahu kita di mana kita berasal, di mana kita menuju, dan bagaimana untuk sampai ke tempat yang tepat dengan melayani Tuhan dan ciptaan Tuhan.

Ternyata Al-Quran Membahas Tentang Kosmologi


Kosmologi

Kosmologi adalah cabang astronomi berkaitan dengan asal, struktur dan evolusi alam semesta secara keseluruhan. Sepanjang sejarah, ilmu pengetahuan dan agama telah berusaha untuk menjelaskan alam semesta, dan sering bertentangan dalam penjelasan mereka. Kosmologi modern, yang berlaku hubungan matematika tertentu dan teori-teori ilmiah untuk mencari penjelasan, sebagian besar produk dari abad kedua puluh. Hari ini penelitian kosmologis didasarkan pada deskripsi matematis dari alam semesta yang dikembangkan Albert Einstein dalam konteks teori-teorinya dari relativitas khusus dan umum pada awal 1900-an.

Teori-teori ini melibatkan banyak matematika yang sangat canggih untuk pemahaman penuh. Pada dasarnya, mereka menyangkut hukum gerak bawah kecepatan tinggi mendekati kecepatan cahaya (relativitas khusus) dan dampak dari medan gravitasi yang kuat (relativitas umum) diterapkan pada penjelasan fenomena kosmologi. Apa itu heran dan indikasi universalitas Islam adalah bahwa beberapa temuan ilmiah kunci dalam kosmologi modern, menurut beberapa ilmuwan, tampaknya tercermin dalam Al Quran, diungkapkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, lebih dari 1400 tahun lalu.
Temuan ini: (a) 'bang teori besar' bagaimana alam semesta dimulai; (b) perluasan alam semesta dan (c) relativitas waktu.

The Big Bang Theory dan Kesatuan Penciptaan

Kosmolog yang paling hari ini telah menerima Teori Big Bang dalam menggambarkan asal-usul alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta dimulai pada panas, titik padat tunggal, atau 'singularitas'. Dari titik ini mengembangkan apa yang sering disebut sebagai 'kosmis sup', pertukaran konstan antara materi dan energi dengan tidak ada pemisahan antara bintang dan planet atau langit dan bumi seperti yang kita mengenali mereka. The Noble Quran tampaknya konsisten dengan teori ini; Allah Says (apa artinya): "Apakah orang-orang yang kafir tidak dianggap bahwa langit dan bumi yang bergabung entitas, dan Kami memisahkan mereka ..." [Quran 21:30] Ayat ini jelas menggambarkan kesatuan awal dari semua ciptaan dan Pembagian selanjutnya dari alam semesta ke dalam fenomena yang kita amati. Abdullah Yusuf Ali, dalam catatan terjemahan bahasa Inggris-nya dari dua puluh bab Quran pertama, menunjukkan, bahwa sebagai manusia memperoleh lebih banyak pengetahuan tentang dunia fisik, ia juga terikat untuk memperluas kesadaran tentang kesatuan utama dalam kosmos. Sebagai contoh, ia mengutip penemuan korelasi langsung antara pengukuran aktivitas sunspot dan perubahan medan magnet bumi. Ada banyak contoh lain dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk pengaruh bulan pada pasang surut dan siklus bulanan perempuan, pengaruh medan magnet bumi pada migrasi burung, gaya gravitasi dan sentrifugal yang menjaga tata surya terikat bersama dalam harmoni , mencegah planet dari terbang jauh dan menabrak satu sama lain.
Pada dasarnya, kesatuan awal penciptaan terus ada, tidak dalam bentuk singularitas, namun melalui berbagai hubungan ikatan yang memungkinkan beberapa bentuk penciptaan untuk mempertahankan hubungan mereka ke awal 'kesatuan' alam semesta.

Ekspansi dan Struktur Alam Semesta

Quran menunjuk ke ekspansi lanjutan dari alam semesta dalam ayat (yang artinya): "Dan langit Kami membangun dengan kekuatan, dan memang, Kami adalah [yang] expander." [Quran 51:47] Pada tahun 1929, astronom Amerika Edwin Hubble menemukan bahwa semakin jauh galaksi itu dari Bumi, semakin besar kecepatan gerakan luarnya. Bahkan, ia menemukan gerakan galaksi menjadi berbanding lurus dengan jarak. Ini berarti bahwa jika sebuah galaksi adalah sepuluh kali sejauh galaksi lain, itu bergerak di sepuluh kali kecepatan.
Berdasarkan penemuan ini, dan pengamatan lainnya, para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa alam semesta berkembang. Selanjutnya, Dr. Haruk Nurbaki, dalam bukunya 'Ayat-ayat Al-Quran dan Fakta Sains', menyatakan bahwa Al-Quran juga menunjukkan struktur dari alam semesta yang sesuai dengan temuan-temuan ilmiah modern. Quran negara (apa artinya): ". [Ini adalah Allah] yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis" [Quran 67: 3]

Dr. Nurbaki berkorelasi referensi ke tujuh langit dengan deskripsi dari daerah kosmik oleh para ilmuwan modern. Dia menyatakan bahwa ketika seseorang melihat ruang dari Bumi, ia dikelilingi oleh tujuh medan magnet memperluas ke infinity ruang. Bidang ini terdiri dari (i) bidang tata ruang yang ditempati oleh bumi dan sisanya dari sistem surya; (ii) bidang spasial galaksi bumi, Bima Sakti; (iii) bidang spasial ditempati oleh 'kelompok lokal galaksi yang Bima Sakti milik; (iv) medan magnet pusat alam semesta diwakili oleh kolektivitas galaksi berkerumun; (v) band diwakili oleh quasar, yang berfungsi sebagai 'bintang pembenihan'; (vi) bidang alam semesta berkembang, diwakili oleh galaksi surut; dan (vii) bidang terluar ruang mewakili infinity.

Relativitas Waktu

Dr. Mansour Hassab Elnaby-, dalam sebuah makalah berjudul: 'A New Astronomical Metode Quran untuk Penentuan Kecepatan Greatest C', menegaskan bahwa Quran menetapkan waktu / sistem referensi ruang, yang merupakan indikasi dari relativitas waktu dan keteguhan dari kecepatan cahaya (diwakili oleh 'C' dalam notasi ilmiah). Albert Einstein digunakan konsep-konsep ini untuk membangun terkenal 'persamaan medan' nya yang menyediakan penjelasan matematika untuk interaksi materi, energi, ruang dan waktu di alam semesta. Dasar kertas Dr. Hassab-Elnaby adalah ayat Alquran (yang artinya): "Dia mengatur [masing-masing] urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." [Quran 32: 5]

Dengan demikian, Al-Quran menunjukkan bahwa waktu tidak absolut di alam semesta, sebuah penemuan yang dibuat hanya di bagian awal abad kedua puluh. Ayat Alquran tersebut di atas, menurut Dr. Hassab Elnaby-, menyiratkan 'urusan kosmik' kecepatan sangat tinggi, sehingga memungkinkan untuk melakukan perjalanan, dalam satu hari, jarak bulan mengelilingi bumi selama 1.000 tahun. Penggunaan kalender lunar di hisab waktu bumi secara eksplisit dinyatakan dalam ayat berikut (yang artinya): "... [Ini adalah Allah yang membuat] bulan cahaya berasal dan ditentukan untuk itu fase - Anda mungkin tahu beberapa tahun dan rekening [waktu] ... "[Quran 10: 5]
Selanjutnya, Dr. Hassab Elnaby-menggunakan hubungan matematis yang diberikan dalam ayat ini - satu hari 'perhitungan kosmis' sama dengan seribu tahun 'Earth hisab' - bersama dengan data ilmiah yang didirikan pada pergerakan bumi dan bulan untuk menghitung kecepatan yang menyediakan hubungan antara dua sistem hisab waktu. Kecepatan yang dihasilkan, ia menunjukkan, adalah 299,792.458 kilometer per detik, yang persis, untuk titik desimal, kecepatan cahaya dicatat oleh National Bureau of Standards Amerika Serikat.

Quran sebagai Bagian dari Universal Orde

Korelasi antara temuan ilmu pengetahuan di abad yang lalu dan Quran menyoroti pentingnya melestarikan kata-kata tertulis, ditekankan dalam Islam karena menjembatani ruang dan waktu, memberikan inspirasi dan verifikasi bagi mereka dipisahkan dari kontak langsung dengan Nabi Muhammad dan para sahabatnya . Hal ini juga menyebabkan beberapa ilmuwan untuk melihat lebih dekat pada Quran.

Dr Maurice Bucaille dari Perancis Academy of Science, penulis buku 'The Bible, Quran dan Sains', menyatakan bahwa "... Ini tidak mengherankan untuk belajar bahwa agama dan sains selalu dianggap saudara kembar oleh Islam dan bahwa hari ini, pada saat ilmu telah mengambil langkah seperti besar, mereka terus berhubungan. Selanjutnya, data ilmiah tertentu digunakan untuk pemahaman yang lebih baik dari teks Alquran. Apa yang lebih, dalam satu abad di mana selama bertahun-kebenaran ilmiah telah ditangani luka yang parah untuk keyakinan agama, justru penemuan ilmu yang, dalam pemeriksaan tujuan dari Wahyu Islam, telah menyoroti karakter supernatural dari aspek-aspek tertentu dari wahyu. " Islam mendorong manusia mencari pengetahuan untuk kedua meningkatkan apresiasi dari tatanan kosmis dan meningkatkan kemampuan untuk melayani sebagai wakil Allah dalam mengatur urusan Bumi. Quran tampaknya untuk menarik perhatian pada pentingnya mengamati langit dalam pencarian ini. Ini menyatakan (apa artinya): "Dan Kami membuat langit langit-langit yang dilindungi, tetapi mereka, dari tanda-tanda yang, berbalik." [Quran 21:32]

Dengan demikian, bukti penting tampaknya muncul di dunia modern bahwa Quran berisi wahyu yang melampaui ruang dan waktu, membentuk bagian dari tatanan kosmis untuk memandu jalan umat manusia dan memperkuat ikatan antara agama dan sains.

Seputar Tentang Sufisme dan Fisika Kuantum


Oleh : Ibrahim B. Syed, Ph. D. (Ketua Riset Islam)

Ada kesejajaran dalam tasawuf dan dalam teori kuantum. Sebuah pandangan dunia sangat mirip dengan pandangan, yang diselenggarakan oleh sufi dan fisikawan modern. Berbeda dengan pandangan dunia mekanistik dari Barat, untuk para sufi segala hal dan peristiwa yang dirasakan oleh indera yang saling terkait, terhubung, dan namun aspek yang berbeda atau manifestasi dari realitas yang sama. Untuk Sufi "Pencerahan" adalah sebuah pengalaman untuk menjadi sadar akan persatuan dan saling keterkaitan dari segala sesuatu, untuk mengatasi gagasan tentang diri individu yang terisolasi, dan untuk mengidentifikasi diri mereka dengan realitas tertinggi.

Ilmu pasti dinyatakan dalam bahasa yang sangat canggih matematika modern, sedangkan Tasawwuf didasarkan pada meditasi dan menekankan pada kenyataan bahwa pemahaman Sufi 'tidak dapat dikomunikasikan secara verbal. Realitas seperti yang dialami oleh para sufi benar-benar tak tentu dan tidak dibeda-bedakan. Sufi tidak pernah melihat kecerdasan sebagai sumber pengetahuan tetapi menggunakannya hanya untuk menganalisis dan menginterpretasikan pengalaman pribadi Tasawwuf mereka. Paralel antara percobaan ilmiah dan pengalaman Tasawwuf mungkin tampak mengejutkan mengingat sifat sangat berbeda dari tindakan-tindakan observasi. Fisikawan melakukan eksperimen yang melibatkan kerja sama tim yang rumit dan teknologi yang sangat canggih, sedangkan sufi memperoleh pengetahuan mereka murni melalui introspeksi, tanpa mesin apapun, dalam privasi meditasi atau Dzikir. Untuk mengulang percobaan di modern yang fisika partikel dasar seseorang harus menjalani bertahun-tahun pelatihan. Demikian pula, pengalaman Tasawwuf yang mendalam membutuhkan, umumnya, bertahun-tahun pelatihan di bawah master yang berpengalaman. Kompleksitas dan efisiensi aparatur teknis fisikawan cocok, jika tidak melampaui, dengan bahwa dari mistik fisik dan spiritual-in dalam Dzikir baik-kesadaran. Dengan demikian para ilmuwan dan sufi telah mengembangkan metode yang sangat canggih mengamati alam yang tidak dapat diakses untuk orang awam.

Dzikir

Tujuan dasar dari Dzikir adalah untuk membungkam pikiran berpikir dan menggeser kesadaran dari rasional ke modus intuitif kesadaran. Pembungkaman pikiran dicapai dengan berkonsentrasi perhatian pada satu item, seperti pernapasan seseorang, suara Allah atau La Ilaha Illallah. Bahkan melakukan Salat dianggap sebagai Dzikir untuk membungkam pikiran rasional. Jadi Salat mengarah ke perasaan damai dan ketenangan yang merupakan karakteristik dari bentuk yang lebih statis Dzikir. Keterampilan ini digunakan untuk mengembangkan modus meditasi kesadaran. Dalam Dzikir, pikiran dikosongkan dari semua pikiran dan konsep dan dengan demikian siap berfungsi untuk jangka panjang melalui modus intuitif. Ketika pikiran rasional dibungkam, modus intuitif menghasilkan kesadaran yang luar biasa; lingkungan berpengalaman dalam cara langsung tanpa filter dari pemikiran konseptual. Pengalaman kesatuan dengan lingkungan sekitarnya adalah ciri utama dari keadaan meditasi ini. Ini adalah keadaan kesadaran di mana setiap bentuk fragmentasi telah berhenti, memudar menjadi kesatuan dibeda-bedakan.

WAWASAN MENJADI KENYATAAN

Sufisme didasarkan pada wawasan langsung ke dalam sifat realitas, dan fisika didasarkan pada pengamatan fenomena alam dalam percobaan ilmiah. Dalam fisika model dan teori adalah perkiraan dan dasar untuk penelitian ilmiah modern. Dengan demikian pepatah dari Einstein, "Sejauh hukum matematika mengacu pada realitas, mereka tidak yakin; sejauh mereka yakin, mereka tidak mengacu pada realitas. "Setiap kali sifat penting dari hal-hal yang dianalisis dengan intelek, itu harus tampak absurd atau paradoks. Ini selalu diakui oleh para sufi, tetapi telah menjadi masalah dalam ilmu hanya sangat baru-baru ini, misalnya Ringan seperti gelombang atau foton atau dualitas cahaya. Berbagai fenomena alam milik lingkungan makroskopik para ilmuwan 'dan dengan demikian ranah pengalaman indrawi mereka. Karena gambar dan konsep intelektual bahasa mereka disarikan dari sangat pengalaman ini, mereka cukup dan memadai untuk menggambarkan fenomena alam. Namun dunia atom dan subatom itu sendiri terletak di luar persepsi sensorik kita. Pengetahuan tentang materi pada tingkat ini tidak lagi berasal dari pengalaman indrawi langsung, dan karena itu bahasa biasa, yang gambar nya dari dunia indra, tidak lagi memadai untuk menggambarkan fenomena yang diamati. Seperti kita menembus lebih dalam dan lebih dalam ke alam, kita harus meninggalkan lebih dan lebih dari gambar dan konsep bahasa biasa. Probing dalam atom dan menyelidiki struktur, ilmu melampaui batas imajinasi sensorik kami. Dari titik ini, itu tidak bisa lagi mengandalkan dengan kepastian yang mutlak pada logika dan akal sehat. Quantum fisika yang disediakan para ilmuwan dengan sekilas pertama dari sifat penting dari hal. Seperti sufi, fisikawan sekarang berurusan dengan pengalaman nonindrawi realitas dan, seperti Sufi, mereka harus menghadapi aspek paradoks dari pengalaman ini. Sejak saat itu oleh karena itu, model, dan gambar dari fisika modern menjadi mirip dengan yang dari Tasawwuf para sufi.

MASALAH KOMUNIKASI

Para ilmuwan menyadari bahwa bahasa yang umum kita tidak hanya akurat, tapi benar-benar tidak memadai untuk menggambarkan realitas atom dan subatom. Dengan munculnya Relativitas dan Mekanika kuantum dalam fisika modern itu sangat jelas bahwa pengetahuan baru ini melampaui logika klasik dan bahwa hal itu tidak dapat dijelaskan dalam bahasa sehari. Demikian pula di Tasawwuf itu selalu menyadari bahwa realitas melampaui bahasa biasa dan para sufi tidak takut untuk melampaui logika dan konsep umum. Masalah bahasa dihadapi oleh Sufi adalah persis sama dengan masalah fisika modern menghadapi. Kedua fisikawan dan sufi ingin berkomunikasi pengetahuan mereka, dan ketika mereka melakukannya dengan kata-kata pernyataan mereka paradoks dan penuh dengan kontradiksi logis. Paradoks ini merupakan ciri khas dari semua yang berlatih Tasawwuf dan sejak awal abad ke-20 mereka juga karakteristik fisika modern.

DUALITAS CAHAYA

Dalam Quantum Fisika, banyak dari situasi paradoks yang terhubung dengan sifat ganda cahaya atau - lebih umum - radiasi elektromagnetik. Cahaya menghasilkan fenomena gangguan yang berhubungan dengan gelombang cahaya. Hal ini diamati ketika dua sumber cahaya yang digunakan menghasilkan pola terang dan redup cahaya. Di sisi lain, radiasi elektromagnetik juga memproduksi "fotolistrik" efek: ketika pendek panjang cahaya gelombang seperti sinar ultraviolet atau sinar-x atau sinar gamma menyerang permukaan beberapa logam, mereka dapat "knock off" elektron dari permukaan logam, dan oleh karena itu harus terdiri dari partikel bergerak. Pertanyaan yang bingung fisikawan begitu banyak dalam tahap awal teori kuantum adalah bagaimana radiasi elektromagnetik secara bersamaan bisa terdiri dari partikel (yang entitas terbatas pada volume yang sangat kecil) dan gelombang, yang tersebar di wilayah yang luas dalam ruang. Baik bahasa atau imajinasi bisa berurusan dengan jenis realitas yang sangat baik. Sufisme telah mengembangkan beberapa cara yang berbeda untuk menangani aspek paradoks realitas. Karya Attar, Hafiz, Ibnu Arabi, Rumi, Bastami, dll menunjukkan bahwa mereka penuh dengan kontradiksi menarik dan bahasa kompak, kuat, dan sangat puitis mereka dimaksudkan untuk menangkap pikiran pembaca dan membuangnya off trek akrab penalaran logis. Heisenberg bertanya Bohr: Dapatkah alam mungkin begitu masuk akal seperti itu tampaknya kita dalam percobaan ini atom?


Setiap kali sifat penting dari hal-hal yang dianalisis dengan intelek, itu harus tampak absurd atau paradoks. Ini selalu diakui oleh para sufi, tetapi telah menjadi masalah dalam ilmu dalam 20 abad. Dunia makroskopik adalah di ranah pengalaman indrawi kita. Melalui pengalaman sensorik yang satu ini dapat menarik gambar, konsep intelektual dan mengekspresikannya dalam suatu bahasa. Bahasa ini sudah cukup dan memadai untuk menggambarkan fenomena alam. Model mekanistik Newtonian alam semesta dijelaskan dunia makroskopik. Pada abad ke-20 keberadaan atom dan partikel subatom atau ultimate "blok bangunan" alam itu eksperimental diverifikasi. Atom dan subatom dunia itu sendiri terletak di luar persepsi sensorik kita. Pengetahuan tentang materi pada tingkat ini tidak lagi berasal dari pengalaman indrawi langsung, dan karena itu bahasa biasa kami, yang mengambil gambar dari dunia indra, tidak lagi memadai untuk menggambarkan fenomena yang diamati. Seperti kita menembus lebih dalam dan lebih dalam ke alam, kita harus meninggalkan lebih dan lebih dari gambar dan konsep bahasa biasa. Dari titik ini, itu tidak bisa lagi mengandalkan dengan kepastian yang mutlak pada logika dan akal sehat. Quantum fisika yang disediakan para ilmuwan dengan sekilas pertama dari sifat penting dari hal. Seperti sufi fisikawan sekarang berurusan dengan pengalaman nonindrawi realitas dan, seperti Sufi, mereka harus menghadapi aspek paradoks dari pengalaman ini.

FISIKA MODERN

Menurut sufi, pengalaman mistis langsung realitas adalah peristiwa penting, yang mengguncang dasar-dasar pandangan dunia seseorang, yang adalah acara yang paling mengejutkan yang bisa terjadi di ranah kesadaran manusia (as-Shuhud). Mengganggu setiap bentuk pengalaman standar. Beberapa sufi menggambarkannya sebagai "bagian bawah ember menembus."

Fisikawan di bagian awal abad ke-20 merasa dengan cara yang sama ketika dasar-dasar pandangan dunia mereka terguncang oleh pengalaman baru dari realitas atom, dan mereka menggambarkan pengalaman dalam hal yang sering sangat mirip dengan yang digunakan oleh Sufi. Jadi Heisenberg menulis: "... perkembangan terakhir dalam fisika modern hanya dapat dipahami ketika seseorang menyadari bahwa di sini dasar-dasar fisika sudah mulai bergerak; dan bahwa gerakan ini telah menyebabkan perasaan bahwa tanah akan dipotong dari ilmu pengetahuan. "Penemuan fisika modern mengharuskan perubahan besar dari konsep-konsep seperti ruang, waktu, materi, objek, sebab dan akibat, dll, dan konsep-konsep ini begitu mendasar untuk cara kita mengalami dunia, bahwa fisikawan yang dipaksa untuk mengubah mereka merasa sesuatu yang mengejutkan. Dari perubahan ini sebuah pandangan dunia yang baru dan berbeda secara radikal lahir yang masih dalam proses pembentukan. Teori kuantum menyiratkan keterkaitan penting dari alam. Teori kuantum memaksa kita untuk melihat alam semesta bukan sebagai koleksi benda-benda fisik, melainkan sebagai web yang rumit dari hubungan antara berbagai bagian dari suatu kesatuan yang utuh. Ini adalah cara kaum sufi telah mengalami dunia.

RUANG WAKTU

Para sufi tampaknya mampu mencapai negara nonordinary kesadaran (Shuhud) di mana mereka melampaui dunia tiga dimensi dari kehidupan sehari-hari mengalami lebih tinggi, realitas multidimensi. Dalam fisika relativistik jika seseorang dapat memvisualisasikan empat dimensi ruang-waktu kenyataannya, tidak akan ada paradoks sama sekali. Para sufi memiliki gagasan ruang dan waktu, yang sangat mirip dengan yang tersirat oleh teori relativitas. Dalam Tasawwuf, tampaknya ada intuisi yang kuat untuk "ruang-waktu" karakter realitas. Para sufi telah mengalami keadaan pembubaran lengkap (Fana) di mana tidak ada lagi perbedaan antara pikiran dan tubuh, subjek dan objek. Dalam keadaan pengalaman murni, tidak ada ruang tanpa waktu, tidak ada waktu tanpa ruang, mereka yang saling. Untuk fisikawan gagasan ruang-waktu berdasarkan percobaan ilmiah sedangkan untuk Sufi itu didasarkan pada Tasawwuf. Model relativistik dan teori-teori fisika modern adalah ilustrasi dari dua elemen dasar dari Tasawwuf pandangan dunia-yang Tahwid alam semesta dan karakter intrinsik dinamis. Ruang yang melengkung ke derajat yang berbeda, dan waktu mengalir pada tingkat yang berbeda di berbagai bagian dari alam semesta. Pengertian kita tentang ruang Euclidean tiga dimensi dan aliran linear waktu terbatas untuk pengalaman biasa kita tentang dunia fisik dan telah harus benar-benar ditinggalkan ketika kita memperluas pengalaman ini. Para sufi berbicara tentang perpanjangan pengalaman mereka tentang dunia di negara-negara kesadaran yang lebih tinggi, dan mereka menegaskan bahwa negara-negara ini melibatkan pengalaman yang sangat berbeda dari ruang dan waktu. Mereka menekankan tidak hanya itu mereka melampaui ruang tiga dimensi biasa dalam meditasi, tetapi juga - dan bahkan lebih kuat-bahwa kesadaran biasa waktu melampaui. Alih-alih suksesi linear dari instants, mereka mengalami ini tak terbatas, abadi, namun dinamis. Dalam dunia spiritual tidak ada divisi waktu seperti masa lalu, sekarang dan masa depan; karena mereka telah dikontrak diri menjadi momen tunggal saat ini di mana kehidupan menggetarkan dalam arti sebenarnya.

MASSA-ENERGI EKIVALENSI

Einstein menunjukkan kesetaraan massa-energi, melalui persamaan matematika sederhana, E = mc * 2. Fisikawan mengukur massa partikel dalam satuan energi yang sesuai. Massa hanyalah suatu bentuk energi. Penemuan ini telah memaksa kita untuk memodifikasi konsep kita tentang partikel dalam cara yang penting. Oleh karena itu partikel dipandang sebagai "Qunata" atau bundel energi. Sehingga partikel tidak dilihat sebagai terdiri dari setiap dasar "barang." Tapi energi dikaitkan dengan aktivitas, dengan proses, yang berarti bahwa sifat partikel subatom secara intrinsik dinamis dan mereka bentuk dalam entitas empat dimensi dalam ruang-waktu. Oleh karena itu partikel subatomik memiliki aspek ruang dan aspek waktu. Aspek ruang mereka membuat mereka tampil sebagai objek dengan massa tertentu, aspek waktu mereka sebagai proses yang melibatkan energi setara. Ketika partikel subatomik yang diamati, kita tidak pernah melihat mereka sebagai zat apapun; tapi apa yang kita amati terus berubah pola satu ke yang lain atau tarian berkesinambungan energi. Partikel-partikel dari dunia sub-atomik tidak hanya aktif dalam arti bergerak sangat cepat; mereka sendiri proses. Keberadaan materi dan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Mereka aspek tetapi berbeda dari ruang-waktu yang sama kenyataan.
The Sufi, di negara-negara nonordinary mereka kesadaran, tampaknya menyadari interpenetrasi ruang dan waktu pada tingkat makroskopik. Sehingga mereka melihat dunia makroskopik dengan cara yang sangat mirip dengan ide fisikawan 'partikel subatomik. Untuk Sufi "segala sesuatu diperparah adalah tidak kekal" - fanah. Realitas yang mendasari semua fenomena luar segala bentuk dan menentang semua deskripsi dan spesifikasi, maka menjadi tak berbentuk, kosong atau batal. Untuk para sufi semua fenomena di dunia tidak lain adalah manifestasi ilusi pikiran dan tidak memiliki realitas sendiri.

KESIMPULAN

Teori-teori pokok dan model fisika modern menyebabkan pandangan dunia, yang secara internal konsisten, dan dalam harmoni yang sempurna dengan pemandangan Tasawwuf. Arti penting dari persamaan antara pandangan dunia dari fisikawan dan sufi adalah tanpa keraguan. Kedua muncul ketika orang bertanya ke dalam sifat penting dari hal-ke alam yang lebih dalam materi dalam fisika; ke alam yang lebih dalam kesadaran di Tasawwuf-ketika ia menemukan kenyataan yang berbeda di balik penampilan duniawi dangkal kehidupan sehari-hari. Fisikawan berasal pengetahuan mereka dari percobaan sedangkan sufi dari wawasan meditasi. Sufi terlihat di dalam dan mengeksplorasi atau kesadarannya di berbagai tingkatan nya. Pengalaman tubuh seseorang, pada kenyataannya, sering dianggap sebagai kunci untuk pengalaman Tasawwuf dunia.
Kesamaan lain antara fisikawan dan sufi adalah kenyataan bahwa pengamatan mereka berlangsung di alam, yang tidak dapat diakses untuk indra biasa. Untuk fisikawan alam dunia atom dan subatom; di Tasawwuf mereka negara nonordinary kesadaran di mana dunia rasa yang melampaui. Baik untuk fisikawan dan sufi, pengalaman multidimensi melampaui dunia sensorik dan karena itu hampir tidak mungkin untuk mengekspresikan dalam bahasa biasa.


Fisika Kuantum dan Tasawwuf adalah dua manifestasi komplementer dari pikiran manusia; fakultas rasional dan intuitif. Fisikawan modern yang mengalami dunia melalui spesialisasi ekstrim dari pikiran rasional; Sufi melalui spesialisasi ekstrim dari pikiran intuitif. Keduanya diperlukan untuk pemahaman yang lebih lengkap dari dunia. Pengalaman tasawwuf perlu memahami sifat terdalam dari hal-hal dan ilmu sangat penting untuk kehidupan modern. Oleh karena itu kita membutuhkan interaksi dinamis antara Tasawwuf intuisi dan analisis ilmiah.