Tampilkan postingan dengan label Pemimpin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemimpin. Tampilkan semua postingan

Menjadi Seorang Umar bin Khattab


Umar yang kita tahu ialah seorang khalifah (pemimpin) yang keras dan tegas dalam memimpin, padahal selain dari sifat yang kita ketahui tersebut beliau juga memiliki sifat yang sangat dermawan, tidak cinta harta, rendah hati, dan beliau sangat cinta sekali kepada Rasulullah SAW. Sosok seperti inilah yang sering diidam-idamkan oleh kebanyakan orang, tetapi yang menjadi pertanyaan.. Apakah kita bisa seperti beliau??

Berikut perjalanan jejak beliau, semoga bisa menginspirasi kita : 

Sejarah singkat Umar sebelum memeluk Islam
Umar bin Khattab memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah. Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah saat itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang masih barbar. Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Tetapi setelah beliau menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas. 
 
Umar menjadi Khalifah
Umar ditunjuk menjadi khalifah untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah Islam. Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam dapat mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.
 
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan Umar, salah satunya pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, menjadikan pasukan Islam mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia salat.

Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Dan ia juga memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah.

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sangat sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. 


Wafatnya Umar
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak Persia. Pada saat Umar akan memimpin salat Subuh, Fairuz berada di shaf terdepan Sholat. Pada saat itu lah Fairuz membunuh Umar bin Khattab. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Ustman bin Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu
  1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
  2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
  3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
  4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
  5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
  6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
Semoga dari kisah-kisah tersebut kita semakin cinta dengan Rasulullah SAW dan Sahabat-sahabatnya, dan tentunya selalu meninggalkan jejak yang baik buat semua orang.(Jejak Sang Cucu)

Menjadi Pemimpin yang Bijaksana



Tips-tips menjadi pemimpin yang bijaksana ala Jejak Sang Cucu :

Jangan Emosional
Kita sebagai pemimpin harus sangat bisa menahan marah dan gampang tersinggung, karena hal tersebut orang yang terampil mengendalikan diri. Berhati-hatilah jika kita termasuk orang yang mudah marah maka jika bertindak biasanya cenderung tergesa-gesa. Orang-orang yang emosional tinggi biasanya tersinggung sedikit oleh bawahannya akan sibuk membela diri dan membalas menyerang, ini tidak bijaksana karena yang dicari adalah kemenangan pribadi bukan kebenaran itu sendiri.

Tidak Egois
Egois jelas akan menghalangi kita menjadi pemimpin bijak, karena bijak itu pada dasarnya ingin kepentingan bersama, orang yang egois biasanya hanya menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Orang yang bijak adalah orang yang mau berkorban untuk orang lain bukan mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri.

Dengarkan Nasihat
Jika kita di beri nasihat berterima kasihlah. Jika kita tersinggung karena di sebut bodoh maka seharusnya kita tersinggung jika disebut pintar karena itu tidak benar. Jika kita alergi terhadap kritik, saran, nasehat atau koreksi maka kita tidak akan bisa menjadi pemimpin yang bijak. Jika seorang pemimpin alergi terhadap saran atau nasehat, bahkan memusuhi orang atau bawahannya yang mengkritik, maka dia tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin yang baik dan bijak.

Memiliki Kasih Sayang Terhadap Sesama
Orang yang bijak akan sayang terhadap sesama. Ini akan berbeda dengan orang yang hidupnya penuh dengan kebencian, dimana kepuasan batinnya adalah menghancurkan orang lain. Pemimpin yang baik memiliki kasih sayang yang berlimpah tidak hanya pada waktu tugas saja. Tetapi kasih sayangnya juga tidak hanya untuk satu pihak atau kelompok melainkan merata untuk semua golongan baik yang ada dibawahnya, maupun yang ada diatasnya.

Selalu Berupaya Membangun
Orang yang bijak tidak hanyut oleh masa lalu yang membuat lumpuh tetapi selalu menatap ke depan untuk memperbaiki segalanya. Pemimpin yang bijak akan membangkitkan semangat bawahannya yang lemah, menerangi sesuatu yang gelap. Jika melihat orang yang berdosa, maka ia akan bersemangat untuk mengajak orang tersebut untuk bertaubat. Pemimpin yang bijak ingin membuat orang maju dan tidak menyukai kehancuran dan kelumpuhan kecuali bagi kebatilan. Pemimpin yang bijak adalah pemimpin yang maju tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk bawahan dan orang lain disekitarnya.

Sekian tips-tips dari Jejak Sang Cucu semoga kita akan terus meninggalkan jejak yang baik..