Kulit Pun Akan Menjadi Saksi Bagi Kita di Hari Kiamat


Al-Quran memberitahu kita bahwasannya semua anggota tubuh kita akan bersaksi atas kita pada hari Kiamat nanti.

Allah SWT berfirman :

pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. An-Nuur : 24)

Bahkan kulit kita pun akan berbicara dan menjadi saksi atas segala yang kita perbuat.

Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (Q.S. Fushshilat : 21)

Tetapi hanya mulutlah yang tidak diizinkan Allah SWT untuk menjadi saksi atas kita, karena mulut nanti akan berbohong tentang apa yang telah kita perbuat.

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (Q.S. Yaasiin : 65)

Maka dari itu saudaraku semuanya, kita harus mempersiapkan untuk menghadapi itu semua. Bagaimana caranya? Dengan senantiasa berada di jalan Allah SWT, memperbanyak amal ibadah, dan menjauhi segala yang dilarang Allah SWT.


Semoga bermanfaat.

Orang-Orang Yang Menentang dan Mendurhakai Nabi Musa AS


Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwasannya Nabi Musa AS adalah nabi yang paling sering disebut dan paling sering diceritakan Al-Quran. Jadi Al-Quran menerangkan secara rinci bagaimana kehidupan Nabi Musa AS dari bayi, remaja, dewasa sampai dia diangkat menjadi rasul Allah SWT. Tidak sedikit juga yang menentang Nabi Musa AS dalam berdakwah dan mengajak kaumnya untuk beriman kepada Allah SWT. Di dalam Al-Quran, Allah SWT menyebut beberapa orang utama yang menjadi musuh dan menentang ajaran tauhid dari Nabi Musa AS.

1. Fir’aun

Fir’aun bisa dikatakan ayah tiri dari Nabi Musa AS, karena ketika bayi dia (Nabi Musa AS) diasuh oleh Fir’aun. Tetapi ketika Nabi Musa AS mendapat wahyu dari Allah SWT untuk berdakwah kepada kaumnya, diapun menentang Fir’aun dan mengajak Fir’aun untuk menyembah Allah SWT yaitu tuhannya dan tuhan Nabi Musa AS serta menjelaskan bahwasannya beliau adalah utusan Allah SWT

Dan sesunguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat- mukjizat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: "Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam." (Q.S. Az-Zukhruf : 46)

Tetapi dakwah Nabi Musa AS ini ditentang oleh Fir’aun dan pengikutnya, sehingga ketika Nabi Musa AS pergi membawa kaumnya yang beriman maka ketika itu pula Fir’aun dan bala tentaranya berusaha mengejarnya untuk membunuh mereka. Tetapi pada akhirnya Fir’aun dan bala tentaranya ditenggelamkan oleh Allah SWT karena kedurhakaan dan kesombongan mereka.

Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Yunus : 90-91)

2. Qarun

Sebenarnya Qarun termasuk kaum Nabi Musa AS bahkan masih ada hubungan kekerabatan dengan nabi Musa AS, karena dia adalah salah seorang dari anak paman Nabi Musa AS. Pada awalnya, Allah SWT memberikannya begitu banyak kenikmatan dan kekayaan. Tetapi dia kemudian berlaku sombong dan melupakan semua nikmat yang diberikan Allah SWT.

Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (Q.S. Al-Qashash : 76)

Dia lupa bahwasannya semua anugerah dan nikmat itu datang dari Allah SWT.

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar." (Q.S. Al-Qashash : 78-79)

Dan Allah SWT pun mengazab Qarun karena sikapnya itu.

Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (Q.S. Al-Qashash : 81)

3. Haman

Haman adalah salah seorang dari pengikut Fir’aun, dia merupakan orang yang sangat patuh dan taat kepada perintah Fir’aun. Dia bahkan yang membuat piramida dengan perintah dari Fir’aun, karena ketika itu Fir’aun ingin melihat Tuhan nabi Musa AS

Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta." (Q.S. Al-Qashash : 38)

Allah SWT bahkan menyebut ketiga orang ini dalam satu ayat.

dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu). (Q.S. Al-‘Ankabuut : 39)

kepada Fir'aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: "(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta." (Q.S. Al-Mu’min : 24)

4. Samiri

Orang terakhir adalah Samiri, Samiri adalah seorang dari Bani Israil dari suku Assamirah. Samiri adalah pembuat patung sapi betina yang disembah oleh sebagian Bani Israil ketika Nabi Musa AS sedang bermunajat kepada Allah SWT di bukit Sinai. Samiri ingin menyesatkan Bani Israil dengan menyatakan bahwasannya sapi betina itu adalah tuhan.

kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa." (Q.S. Thaahaa : 88)

Ketika Nabi Musa AS merasakan banyaknya kesesatan yang terjadi dan mengetahui bahwasannya dalang dari semua ini adalah Samiri, maka beliau pun menegur dan memarahi Samiri

Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?" Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku." Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)". Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu." (Q.S. Thaahaa : 95-98)

Itu tadi adalah 4 orang utama yang menjadi musuh terbesar dan paling berpengaruh di zaman Nabi Musa AS, dialah Fir’aun, Qarun, Haman dan Samiri. Semoga dari kisah-kisah mereka kita dapat memetik banyak hikmah dan pelajaran.


Semoga bermanfaat.

Inilah Penjelasan Al-Quran Tentang Amalan Orang-Orang Kafir

I
Di dalam Al-Quran, disebutkan bahwasannya orang-orang kafir adalah kawan-kawannya syetan.

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (Q.S. An-Nisaa’ : 76)

Maka dari itu kita diminta oleh Allah SWT untuk memerangi mereka dengan cara mempertahankan akidah tauhid kita dan jangan mudah tergoda dengan rayuan mereka yang ingin mengkafirkan kita. Tetapi jikalau mereka mengangkat pedang untuk melawan umat Islam, maka kita pun akan siap untuk berperang dengan pedang juga melawan mereka.

Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan bagaimana amalan-amalan orang-orang kafir itu.

Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (Q.S. Ibrahim : 18)

Dan ketahuilah bahwasannya orang-orang kafir sudah dijamin Allah SWT masuk neraka Jahannam

Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S. At-Tahrim : 9)

Maka dari itu saudara-saudaraku, mari kita perbanyak lagi amal dan ibadah kita kepada Allah SWT serta senantiasa berada di jalan-Nya.


Semoga bermanfaat.

Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Buah Anggur


Kita akan berbicara mengenai buah anggur, buah anggur mengandung banyak senyawa polifenol dan juga resveratol yang berperan aktif dalam berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah terbentuknya sel kanker dan berbagai penyakit-penyakit yang lainnya. Orang sering menggunakan anggur untuk membuat jus, jelly, kismis, bahkan dengan memakannya langsung. Di dalam Al-Quran, Allah SWT menyebut beberapa kali tentang buah anggur ini.

1. Surah Al-Baqarah ayat 266

Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.

2. Surah Al-An’aam ayat 99

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

3. Surah Ar-Ra’d ayat 4

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.

5. Surah An-Nahl ayat 11

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.

6. Surah An-Nahl ayat 67

Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.

7. Surah Al-Israa’ ayat 91

atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya,

8. Surah Al-Kahfi ayat 32

Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.

9. Surah Al-Mu’minuun ayat 19

Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,

10. Surah Yaasiin ayat 34

Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,

11. Surah An-Naba’ ayat 32

(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,

12. Surah ‘Abasa ayat 28

anggur dan sayur-sayuran,



Semoga pembahasan singkat kita ini bermanfaat.

Mengapa Allah SWT Menyebut Diri-Nya "Kami" di Al-Quran


Sebagian di antara kita mungkin heran, kenapa Allah SWT terkadang menyebut diri-Nya dengan sebutan “Kami”, kenapa tidak “Aku” saja? Bukankah itu bermakna Allah itu lebih dari satu? Bukankah itu berarti Allah itu bukan esa? Kalau begitu siapa-siapa saja itu? Nah kali ini Ilmu Dari Al-Quran akan membahasnya secara ringkas dan Insya Allah akan mudah dimengerti. Kita coba ambil ayat yang menggunakan kata “Kami”

Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr : 9)

Inilah keunikan dan kehebatan bahasa arab, bahasa Hebrew (Ibrani) dan negara timur lainnya. Kita hanya akan membahasnya bahasa Arab karena kita sedang membicarakan Al-Quran. Bahasa Arab memiliki kata majemuk (plural), kata majemuk bahasa Arab ini terdiri dari dua, yaitu :

1. Kata majemuk untuk penghormatan
2. Kata majemuk untuk bilangan

Di dalam ayat Al-Quran, kita menemukan banyak kata majemuk penghormatan dan kata majemuk bilangan. Salah satu contoh kata majemuk penghormatan adalah ayat yang tadi kami berikan.

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr : 9)

Pada ayat itu Allah SWT menggunakan kata “Nahnu” yang berarti Kami. Pengertian Kami ini bermaksud Allah SWT, bukanlah Allah bersama Jibril dan Muhammad, ataupun Yesus seperti trinitas dalam ajaran agama Kristen. Lalu kenapa Allah SWT menggunakan kata “Kami”, kenapa tidak “Aku” ? Karena Allah SWT ingin menyanjung diri-Nya dan menunjukkan bahwa Dialah Yang Maha Kuasa, tidak ada yang bisa menandingi Allah SWT. Tetapi sebenarnya itu semua tergantung kepada kehendak-Nya, terserah pada Allah SWT mau berbuat apa.

Misalnya kita ambil contoh dalam suatu kerajaan seorang raja berkata kepada rakyatnya “sebagai suatu peraturan, disebutkan bahwa kalian harus taat kepada Kami dan janganlah kalian melawan sedikit pun.”

Di sini sang raja tersebut memaknai kata “Kami” dengan maksud raja itu sendiri, tidak menteri-menterinya ataupun keluarganya.

Jadi kesimpulannya adalah, kata “Kami” yang merujuk kepada Allah SWT itu bermakna Allah SWT sendiri, dan bukan berarti dia lebih dari satu. Karena Allah SWT adalah Yang Maha Esa.

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. (Q.S. Al-Ikhlash : 1)

Contoh ayat Al-Quran lainnya adalah

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. (Q. S. Al-A’raaf : 11)

Mana mungkin kata “Kami” di sini merujuk kepada lebih dari seorang. Apakah ketika Allah SWT mengatakan bersujud kepada Adam itu terdiri dari lebih dari 2 ? Itu tentu bertentangan dengan ayat selanjutnya.

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (Q.S. Al-A’raaf : 12)

Biasanya, di dalam terjemahan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kata “Kami” dalam bentuk penghormatan kepada Allah SWT ditulis dengan huruf kapital atau besar. Sedangkan jikalau kata majemuk untuk bilangan ditandai dalam huruf kecil. Tetapi itu semua tergantung penerbit dan percetakannya. Yang terpenting, kata “Kami” yang ditujukan kepada Allah SWT adalah bermakna kepada Allah SWT sendiri.


Semoga menambah wawasan dan pengetahuan kita semua. Dan semoga bermanfaat.

Ayat-Ayat Al-Quran Tentang Tiupan Sangkakala


Di dalam Al-Quran, Allah SWT beberapa kali menyebut tentang terompet sangkakala. Yang bertugas meniup terompet sangkakala ialah Malaikat Israfil. Sangkakala ditiup sebanyak dua kali (ini menurut pendapat yang paling kuat). Tiupan pertama disebut nafkhotul faza’ ash-sha’qi yaitu tiupan yang menyebabkan kepanikan ataupun terkejutnya semua makhluk sehingga menyebabkan semua makhluk mati.. Dan tiupan yang kedua disebut nafkhotul ba’tsi wan nusyuur, yaitu tiupan dibangkitkannya seluruh makhluk. Al-Quran juga menerangkan kejadian dan bagaimana keadaan ketikga sangkakala ditiup. Berikut adalah ayat-ayatnya.

1. Surah Thaahaa ayat 102

(yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram;  

Maksud ayat ini adalah tiupan sangkakala yang kedua, yaitu tiupan untuk membangkitkan manusia dari kuburnya atau menghidupkannya kembali.

2. Surah Az-Zumar ayat 68

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).

Ayat ini berbicara tentang tiupan sangkakala yang pertama dan yang kedua.

3. Surah Al-An’aam ayat 73

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Ayat ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT pada saat sangkakala ditiup.

4. Surah Al-Kahfi ayat 99

Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya,

5. Surah Al-Mu’minuun ayat 101

Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.

Pada hari kiamat, manusia tidak dapat tolong menolong walaupun dalam kalangan sekeluarga.

6. Surah An-Naml ayat 87

Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.

Ayat ini berbicara tentang tiupan sangkakala yang pertama.

7. Surah Qaaf ayat 20

Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.

8. Surah Al-Haaqqah ayat 13

Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup.

Ayat ini berbicara tentang tiupan pertama sangkakala.

9. Surah Al-Muddatstsir ayat 8

Apabila ditiup sangkakala,

10. Surah An-Naba’ ayat 18

yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,

Ayat ini menggambarkan kejadian ditiupkannya sangkakala yang kedua.

11. Surah ‘Abasa ayat 33

Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),

Wahai saudara-saudaraku, untuk itu marilah kita perbanyak amal dan ibadah kepada Allah SWT, karena kita tidak tahu kapan akan datang. Persiapkan bekal sebaik dan sedini mungkin.


Semoga bermanfaat.

Al Quran Melarang Prasangka Buruk (Se'udzon) Kepada Seseorang


Allah SWT sangat jelas melarang seseorang seudzon (berprasangka buruk), baik itu kepada diri sendiri, kepada orang lain dan terlebih lagi kepada Allah SWT. Larangannya begitu jelas sebagaimana yang dijelaskan Al-Quran.

Allah SWT berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujuraat : 12)

Di ayat ini Allah SWT menjelaskan larangan-larangannya, di antaranya adalah jauhilah kecurigaan karena sebagian prasangka itu adalah dosa, jangan mencari-cari keburukan orang lain dan janganlah menggunjungkan satu sama lain atau ghibah. Bahkan Allah SWT membuat perumpamaan bagi orang yang seperti itu, yaitu seperti seseorang yang memakan daging saudaranya yang sudah mati.

Kerugian suudzon atau berprasangka buruk ini di antaranya adalah :
1. Menimbulkan penderitaan batin
2. Menjauhkan diri dari Allah SWT
3. Menjauhkan diri dari pergaulan yang harmonis dengan sesama
4. Menimbulkan keluh kesah, iri, dengki, dan fitnah
5. Dibenci oleh sesama manusia

Maka dari itu saudaraku, kita tidak boleh seudzon, tetapi marilah kita ber husnuzdon, yaitu berprasangka baik kepada semuanya, baik itu kepada diri sendiri, kepada orang lain dan terlebih lagi kepada Allah SWT


Semoga bermanfaat.

Ini Dia Satu Satunya Negara Yang Disebutkan Al-Quran


Mungkin banyak di antara kita yang tidak tahu, namun ini tentu karena ketidak sadaran dari kita. Padahal negara ini beberapa kali disebut Al-Quran, Negara apakah yang merupakan satu-satunya Negara yang disebut Al-Quran? Dialah Mesir atau ada yang mengatakan Republik Arab Mesir. Mesir merupakan salah satu Negara di benua Afrika yang beribukotakan Kairo. Mesir juga merupakan Negara pertama yang mengakui kedaulatan Negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Jadi, Mesir adalah satu-satunya negara yang disebut Al-Quran, karena apa? Karena dari begitu banyak daerah/kota yang disebut Al-Quran hanya Mesir lah yang merupakan negara. Sedangkan Mekkah adalah kota, Madinah adalah kota, Masjidil Haram ataupun Masjidil Aqsha adalah nama masjid ataupun wilayah. Ini menunjukkan bahwasannya Negara Mesir salah satu negara yang cukup tua dan memiliki keistimewaan. Al-Quran beberapa kali menyebut Mesir dengan sebutan “Mishro”.

Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman." (Q.S. Yusuf : 99)

Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)? (Q.S. Az-Zukhruf : 51)

Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman." (Q.S. Yunus : 87)

Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (Q.S. Yusuf : 21)

Bahkan Nabi Yusuf AS pernah menjadi bendaharawan negara Mesir, sebagaimana firman Allah SWT

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.  (Q.S. Yusuf : 55-56)


Semoga kajian singkat ini bermanfaat.

Perjalanan Nabi Ibrahim AS Mencari dan Mengenal Tuhan


Nabi Ibrahim AS adalah nabi sekaligus rasul yang memiliki kesabaran dan ketaqwaan yang besar kepada Allah SWT, maka itulah dia termasuk rasul ulul azmi. Dia juga merupakan kesayangan Allah SWT

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (Q.S. An-Nisaa’ : 125)

Di tengah menghadapi kaumnya yang zalim dan durhaka kepada Allah SWT, dia terus berdakwah dan berdakwah kepada umatnya tersebut karena itu merupakan misi yang dibebankan kepadanya. Di dalam Al-Quran, kita diberitahu tentang bagaimana perjalanan kakek kita Nabi Ibrahim AS dalam mencari dan mengenal Tuhan lewat tanda-tanda di langit dan di bumi.

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.(Q.S. Al-An’aam : 75)

Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." (Q.S. Al-An’aam : 76)

Di pencariannya yang pertama dia melihat sebuah bintang dan mencoba meyakini bahwa itulah tuhannya, tetapi ketika bintang itu tenggelam dia dia berkata bahwa dia tidak menyukai tuhan yang tenggelam, secara logis itu tidak mungkin tuhan karena tuhan tidak mungkin tenggelam.

Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." (Q.S. Al-An’aam : 77)

Selanjutnya ketika dia melihat bulan terbit dia berkata inilah tuhannya, tetapi ketika bulan itu terbenam dia berfikir bahwasannya tuhan tidak mungkin terbenam.

Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (Q.S. Al-An’aam : 78)

Pada pencarian selanjutnya dia melihat matahari terbit dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa itulah tuhannya, sebab dia berasal matahari lebih besar daripada bintang dan bulan. Tetapi ketika matahari itu terbenam, dia berfikir bahwasannya tuhan tidak mungkin tenggelam ataupun terbenam. Lalu dia membulatkan tekadnya untuk meyakini bahwasannya tuhan yang patut disembahnya adalah Tuhan yang telah menciptakan bintang, bulan matahari dan semuanya yang ada di langit dan di bumi ini yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan dia tidak mau tergolong orang-orang yang musyrik sebagaimana yang dilakukan kebanyakan umatnya.

Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku." Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?" (Q.S. Al-An’aam : 79-80)

Selanjutnya Nabi Ibrahim AS pun menyuruh umatnya untuk mentauhidkan Allah SWT dan meninggalkan sembahan-sembahan selain-Nya

Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? (Q.S. Al-An’aam : 81)

Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Q.S. Al-‘Ankabuut : 16)

Maka dari itulah saudara-saudaraku, mari kita tetap meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dan janganlah kita mempersekutukan-Nya dengan apapun itu.


Semoga bermanfaat.

Inilah Nama-Nama Lain Para Nabi Allah SWT di Al-Quran


Kita mengetahui bahwa Allah SWT memiliki nama-nama lain yang indah (Asmaul Husna) sebagaimana yang tertera di Al-Quran. Tetapi ternyata beberapa nabi Allah SWT juga memiliki nama lain yang Allah SWT sendiri yang menamakannya di Al-Quran. Berikut adalah di antaranya.

1. Nabi Adam AS – Sebagai khalifah di bumi dan manusia pertama

Sebagaimana firman Allah SWT.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah : 30)

2. Nabi Idris AS – Shiddiqon Nabiyyan (Seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi)

Sebagaimana firman Allah SWT

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. (Q.S. Maryam : 56)

3. Nabi Nuh AS – ‘Abdan Syakuuran (Hamba Allah yang banyak bersyukur)

Sebagaimana firman Allah SWT.

(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur. (Q.S. Al-Israa’ : 3)

4. Nabi Ibrahim AS – Kholilullah (Kekasih Allah / Kesayangan Allah)

Sebagaimana firman Allah SWT.

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. (Q.S. An-Nisaa’ : 125)

5. Nabi Isma’il AS – Seorang yang benar janjinya, seorang rasul dan nabi, seorang anak yang amat sabar

Sebagaimana firman Allah SWT.

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. (Q.S. Maryam : 54)

Maka Kami beri dia (Ibrahim) khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (Q.S. Ash-Shaaffaat : 101)

6. Nabi Ya’qub AS – Israil

Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar." (Q.S. Ali ‘Imran : 93)

Jadi, Bani Israil adalah keturunan dari Nabi Ya’qub AS.

7. Nabi Musa AS – Kalamallah (Allah SWT berfirman Langsung kepadanya)

Sebagaimana firman Allah SWT.

Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Q.S. An-Nisaa’ : 164)

8. Nabi Yunus AS – Dzun Nun

Sebagaimana firman Allah SWT.

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 87)

9. Nabi Yahya AS

Sebagaimana firman Allah SWT.

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." (Q.S. Ali ‘Imran : 39)

10. Nabi ‘Isa AS – Ruhullah dan Kalimatullah

Sebagaimana firman Allah SWT.

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (Q.S. An-Nisaa’ : 171)

Kalimat yang dimaksud adalah diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) karena beliau lahir tanpa ayah. Sedangkan makna tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.

11. Nabi Muhammad SAW – Rasulullah dan Khataman Nabiyyin (penutup para nabi)

Sebagaimana firman Allah SWT.

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Ahzaab : 40)


Semoga bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan kita semua.

Keadaan Mekkah di Zaman Nabi Ibrahim AS


Kalau kita melihat keadaan kota Mekkah saat ini sungguh jauh berbeda dengan keadaan pada zaman dahulu, terlebih lagi ketika di zaman Nabi Ibrahim AS. Al-Quran memberitahu kita bagaimana keadaan kota Mekkah saat itu.

(Ibrahim berdoa) Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Q.S. Ibrahim : 37)

Dari ayat Al-Quran di atas, Nabi Ibrahim AS menerangkan bahwa dulu Ka’bah itu lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman, sebuah hamparan padang pasir yang begitu kering dan tak berpenghuni. Tapi jikalau kita melihat kondisi Mekkah sekarang ini, jauh sekali dari zaman Nabi Ibrahim AS bahkan begitu jauh dengan keadaan di masa Nabi Muhammad SAW masih hidup. Sekarang Kota Mekkah mudah dikunjungi orang banyak, sudah berpenghuni, kota yang begitu maju, kota yang Allah SWT berkahi di dalamnya.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Israa’ : 1)


Semoga kajian singkat ini menambah wawasan dan pengetahuan kita, dan semoga bermanfaat.

Ternyata Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Bukanlah Pendiri Pertama Ka'bah


Ka’bah ataupun Baitullah adalah kiblat kedua seluruh umat Islam di seluruh dunia ini setelah Baitul Maqdis. Kali ini Ilmu Dari Al-Quran akan membahas secara singkat tentang pendirian dari Ka’bah ini. Kebanyakan umat Islam mengetahui bahwasannya Ka’bah itu didirikan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, sebenarnya pernyataan ini kurang tepat karena yang sebenarnya adalah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS “meninggikan/membina” bangunan Ka’bah, sebagaimana firman Allah SWT :

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Al-Baqarah : 127)

Beberapa riwayat dan buku sejarah menyebutkan bahwasannya pendiri pertama kali ka’bah yaitu para malaikat, ada juga yang menyatakan Nabi Adam AS bahkan ada juga yang menyatakan bahwa Allah SWT sendiri yang membangunnya. Ka’bah ini merupakan tempat ibadah yang pertama kali dibangun di atas dunia atau dengan kata lain tertua di dunia ini. Sebagaimana firman Allah SWT.

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Q.S. Ali ‘Imran : 96-97)

Dalam menafsirkan surah Ali ‘Imran ayat ke-96 ini, Imam Qurthubi seorang ahli tafsir mengatakan, bahwa orang yang pertama kali membangun Baitullah adalah Nabi Adam AS.

Ali bin Abi Thalib RA menyatakan, “Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan para malaikat-Nya untuk membangun Baitullah (Ka’bah) di muka bumi dan melaksanakan Thawaf di sana. Peristiwa tersebut terjadi sebelum Adam diturunkan ke bumi. Setelah turun, Adam menyempurnakan bangunannya dan berthawaf disana dan juga para nabi setelahnya. Kemudian, pembangunan Baitullah (Ka’bah) tersebut dilaksanakan kembali dan disempurnakan oleh Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Ismail.”

Dari keterangan ini, jelaslah bahwa yang pertama kali membangun Ka’bah adalah Nabi Adam AS. Dan, yang menyempurnakan pembangunan Baitullah atau Ka’bah dengan memasang atau meninggikan pondasinya adalah Nabi Ibrahim AS dan puteranya yaitu Nabi Ismail AS. Ini berdasarkan penjelasan dan keterangan dari Al-Quran

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Al-Baqarah : 127)

Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud. (Q.S. Al-Hajj : 26)


Semoga kajian singkat ini bermanfaat bagi kita semua.

Anjuran Mengucapkan Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun


Islam sesungguhnya adalah agama yang benar, agama yang diridhoi Allah SWT, agama yang mana segala aturan dari berbagai hal dijelaskan di dalamnya, baik itu di dalam Al-Quran ataupun Al-Hadits.

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. (Q.S. Ash-Shaff : 9)

Di dalam Al-Quran, Allah SWT mengajarkan kepada kita bahwasannya jikalau kita tertimpa kemalangan ataupun suatu musibah yang besar ataupun kecil, dianjurkan bagi kita untuk membaca kalimat istirjaa yaitu pernyataan kembali kepada Allah SWT, kalimat ini berbunyi Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji’uun. Sebagaimana firman-Nya :

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (Q.S. Al-Baqarah : 156)

Arti dari kalimat ataupun bacaan ini adalah “sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.“

Kalimat ini sangat dianjurkan untuk dibaca karena merupakan perintah Allah SWT langsung di dalam Al-Quran. Beberapa hikmah dari kalimat ataupun bacaan ini antara lain :

1. Kita menjadi hamba-hamba Allah SWT yang bersabar, bertawakkal, dan ikhlas.
2. Kita menyadari bahwa segala sesuatu itu milik Allah SWT dan akan kembali lagi kepada-Nya.
3. Kita menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah SWT yang dhoif (lemah), sehingga kita tidak ada apa-apanya dibandingkan Allah SWT.
4. Kita menjadi mengingat Allah SWT dan semakin dekat dengan-Nya.


Dan masih banyak lagi hikmahnya yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu dari kami, semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi kita semua.

Al-Quran Menerangkan Berbagai Fungsi dan Kegunaan Air


Air adalah sumber daya alam yang begitu melimpah di muka bumi ini, memiliki berbagai manfaat dan merupakan tempat hidup bagi beberapa hewan. Lebih dari setengah bumi ini terdiri dari air, bahkan tubuh kita juga lebih banyak mengandung air daripada zat-zat yang lainnya. Di Al-Quran, Allah SWT menerangkan begitu banyak fungsi dan kegunaan air. Sebagaimana firman-Nya :

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, (Q.S. Qaaf : 9)

 Maka dari itu kami akan mengulas tentang kegunaan air yang dijelaskan Al-Quran.

1. Air sebagai kebutuhan tumbuhan

Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. (Q.S. Thaahaa : 53)

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Q.S. Az-Zumar : 21)

Di ayat tersebut Allah SWT menjelaskan bahwasannya air hujan yang digunakan untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.

2. Tempat tinggal beberapa hewan

Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. (Q.S. Al-Kahfi : 61)

Dari ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwasannya ikan tersebut berusaha untuk ke laut karena ikan-ikan hanya bisa hidup di air.

3. Untuk berwudhu

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. Al-Maa’idah : 6)

4. Manusia membutuhkan air untuk berbagai keperluan

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?." (Q.S. Al-Mulk : 30)

5. Untuk diminum oleh berbagai makhluk Allah SWT, terutama hewan dan manusia

agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. (Q.S. Al-Furqaan : 49)

6. Segala Sesuatu yang hidup dijadikan dari air

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 30)

7. Untuk mandi

(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." (Q.S. Shaad : 42)


Demikianlah kajian singkat dari Ilmu Dari Al-Quran, kurang lebih kami mohon maaf dan semoga bermanfaat.

Syetan Selalu Mengajak Kita Ke Neraka


Di dalam Al-Quran Allah SWT banyak menyebut tentang syetan, baik itu bagaimana awalnya dia, sifat-sifatnya, tujuannya, visi dan misi hidupnya dan lain sebagainya. Allah SWT menceritakan siapa syetan itu.

Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (Q.S. Faathir : 6)

Syetan adalah musuh kita, bahkan Allah SWT menyebutnya musuh yang nyata bagi kita

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al-Baqarah : 208)

Ketahuilah saudaraku semuanya, syetan itu akan selalu berusaha menyesatkan kita dan selalu menyuruh kita berbuat keji

Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S. Al-Baqarah : 169)

Kenapa dia melakukan itu? Karena dia ingin membawa kita ke neraka, dia ingin kita menemaninya di sana bersama anak keturunannya.

yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka. (Q.S. Al-Hajj : 4)

Maka dari itu mari kita meminta kepada Allah SWT agar dilindungi dari bisikan dan rayuan syetan yang terkutuk.

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku." (Q.S. Al-Mu’minuun : 97-98)

Semoga Allah SWT selalu membimbing kita ke dalam jalan-Nya yang lurus.

Semoga bermanfaat.